Denpasar (Antara Bali) - Pengamat pendidikan Dr AA Gde Oka Wisnumurti mengatakan, kebijakan Dikti mengenai publikasi karya ilmiah mahasiswa seharusnya diimbangi dengan pemberian subsidi bagi jurusan dan fakultas yang sudah membangun jurnal ilmiahnya.
"Saya menilai kebijakan tersebut baik bagi mahasiswa karena akan membangun budaya menulis dan masyarakat menjadi tahu apa produk-produk akademik yang dihasilkan mahasiswa. Namun, harus diingat biaya penerbitan jurnal itu mahal," kata Wisnumurti, di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, semestinya pemerintah menganggarkan dan atau memberikan subsidi bagi jurusan dan sudah membangun jurnal karena dikhawatirkan mahasiswa yang tulisannya termuat harus membayar lagi.
"Khususnya pada perguruan tinggi swasta, mereka kan menghidupi dirinya sendiri. Kalau pemerintah mengeluarkan aturan itu, seharusnya didukung dengan subsidi dana. Membuat jurnal, di samping manajemennya harus bagus, orangnya fokus menulis, tentu hendaknya ada honor untuk membangun gairah mahasiswa untuk menulis," ujarnya yang juga Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Bali itu.
Apalagi, lanjut dia, bagi fakultas dan program studi yang jurnalnya sudah mendapatkan akreditasi nasional. Untuk operasional jurnal itu memerlukan biaya yang cukup tinggi karena jurnal yang berstandar demikian, dari sisi kertas dan sampulnya harus dibuat sedemikian rupa. Pun bagi yang menulis harus mendapat kontribusi, bukan sebaliknya harus membayar.
"Harus dipikirkan pula, universitas di Indonesia itu tidak hanya negeri. Banyak sekali universitas swasta yang perlu dibina dan infrastrukturnya perlu disiapkan, selain berurusan dengan jurnal ilmiah," kata Wisnumurti.(LHS/T007)