Denpasar (Antaranews Bali) - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus mendorong peningkatan publikasi jurnal ilmiah di tingkat internasional yang merupakan salah satu indikator penting bagi kemajuan dan kualitas pendidikan.
"Oleh karena itu, kami menyelenggarakan Konferensi 'Journal of Financial Stability' di Bali agar dapat meningkatkan kemampuan dan strategi dalam penyajian penelitiannya sehingga dapat dimuat dalam jurnal-jurnal ilmiah internasional," kata Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia Nuni Sutyoko di Kuta, Bali, disela kegiatan konferensi internasional tentang keuangan, perbankan dan stabilitas finansial di Kuta, Bali, Kamis.
Ia mengatakan publikasi ilmiah di tingkat internasional merupakan salah satu indikator penting bagi kemajuan dan kualitas pendidikan di sebuah negara, karena itu PT Bank HSBC Indonesia dan Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui Sampoerna University (SU) melakukan berbagai inisiatif yang mendukung peningkatan kualitas riset dan publikasi di Indonesia, khususnya di bidang keuangan dan perbankan.
Menurut Nuni Sutyoko, dalam konferensi tersebut, para akademisi Indonesia yang berasal dari daerah dan juga akademisi internasional dari berbagai negara berkumpul, mempresentasikan serta mendiskusikan hasil riset seputar finansial dan perbankan yang nantinya berkesempatan untuk dipublikasikan di tingkat internasional.
Sejak tahun 2015, pihaknya bersama PSF dan SU menginisiasi program literasi dan edukasi finansial perbankan, yang dipercaya sebagai salah satu pondasi untuk menjaga stabilitas keuangan di Indonesia, dengan menjangkau masyarakat dan kalangan civitas akademika di berbagai daerah di Indonesia.
"Tahun ini, program dititikberatkan pada fasilitasi 'academic exchange of knowledge' lintas negara dan wilayah mengenai industri keuangan dan perbankan global, salah satunya melalui dukungan terhadap konferensi internasional tersebut," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti), hingga Juli 2017 jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia yang terindeks global naik secara signifikan mencapai 9.349 dokumen dari 4.084 tahun 2016.
Posisi tersebut melebihi negara ASEAN lain seperti Thailand. Kendati terus mengalami peningkatan, kualitas pendidikan melalui riset dan publikasi internasional perlu terus didorong agar Indonesia mampu bersaing dengan negara maju lainnya seperti Amerika dan Inggris.
Karenanya, pemerintah melalui Kemenristekdikti mencanangkan peningkatan target publikasi ilmiah lndonesia bereputasi internasional di tahun 2019 mencapai lebih dari 30.000 publikasi.
Sementara itu, Wahyoe Soedarmono, Project Manager Program Kerja Sama HSBC-PSF sekaligus ekonom dari Sampoerna University mengatakan, di era global yang tumbuh dengan begitu pesat, pendidikan yang berkualitas memiliki peran kunci dalam membentuk generasi masa depan yang siap bersaing. Salah satu indikator kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari suatu negara adalah banyaknya hasil penelitian yang dipublikasikan dan dimanfaatkan.
"Melalui riset-riset ilmiah tersebut, para peneliti diharapkan mampu memberikan solusi-solusi bagi permasalahan dan tantangan yang dihadapi industri masa kini, sehingga Indonesia dapat bersaing di tingkat global," katanya.
Dikatakan "Journal of Financial Stability" yang hadir dalam kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi para peneliti agar karya ilmiahnya di bidang keuangan, perbankan, intermediasi dan stabilitas finansial dapat dipublikasikan dalam jurnaI-jurnal internasional bereputasi.
Senada dengan itu, Managing Editor of Journal of Financial Stability Prof. lftekhar Hasan mengatakan riset dan publikasi akademik berperan penting sebagai fondasi pembuatan kebijakan ekonomi dan keuangan suatu negara.
"Dalam kesempatan ini, kami melihat ada banyak sekali riset dan publikasi menarik dari para peneliti Indonesia, yang selain mampu menjawab tantangan stabi|itas keuangan Indonesia, juga dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi para peneliti lintas negara yang hadir dalam konferensi hari ini," ucapnya.
Iftekhar Hasan memuji Indonesia yang sangat besar dalam hal kemajuan pendidikan, terlihat dari dana yang dikucurkan begitu besar dan banyaknya negara ini mengirim warganya belajar ke luar negeri.
Dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengapresiasi terhadap penyelenggaraan konferensi internasional tersebut.
"Riset merupakan salah satu pilar penting dalam pengambilan kebijakan stabilisasi serta pertumbuhan ekonomi, apalagi di tengah kondisi global yang dinamis. Konferensi ini saya harapkan dapat memperluas kesempatan bagi peneliti sektor keuangan Indonesia untuk saling bertukar pengetahuan, ide dan wawasan baru dengan peneliti dari negara lain, sehingga dapat mendukung para pembuat kebijakan dan praktisi industri dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di Tanah Air," katanya.