"Sebab, penelitian yang dibuat tenaga pengajar Indonesia itu, terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan dinilai sangat bagus," kata Solin, di Medan, Selasa.
Apalagi, menurut dia, angka publikasi ilmiah internasional Indonesia yang terindeks Scopus pada 2015 hanya sekitar 5.000 jurnal.Namun, pada 5 Desember 2016, meningkat menjadi 9.012 jurnal ilmiah.
"Hal tersebut, benar-benar sangat luar biasa, dan mengejutkan di
kalangan peneliti ilmiah perguruan tinggi Indonesia," ujar Solin.
Ia mengharapkan, publikasi ilmiah internasional itu, terus semakin ditingkatkan kualitasnya, dan dosen yang menulis jurnal semakin bertambah banyak.
Saat ini, publikasi ilmiah internasional dari Indonesia dinilai baik dan diperhitungkan.Dan jika setiap tahunnya terus meningkat, maka Indonesia bisa menjadi contoh di Asia Tenggara.
"Bahkan, jurnal ilmiah internasional Indonesia yang telah terakreditasi sudah hampir menyamai Thailand, hal ini merupakan prestasi luar biasa," ujarnya.
Solin mengatakan, kemampuan penelitian dosen Indonesia, dan tidak kalah dengan dosen yang ada di Asia Tenggara, maupun negara-negara dunia.
Selain itu, dosen Indonesia juga dikenal memiliki pengalaman yang cukup luas, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta objek penelitian sangat berbobot.
Ia mengharapkan, publikasi ilmiah internasional itu, terus semakin ditingkatkan kualitasnya, dan dosen yang menulis jurnal semakin bertambah banyak.
Saat ini, publikasi ilmiah internasional dari Indonesia dinilai baik dan diperhitungkan.Dan jika setiap tahunnya terus meningkat, maka Indonesia bisa menjadi contoh di Asia Tenggara.
"Bahkan, jurnal ilmiah internasional Indonesia yang telah terakreditasi sudah hampir menyamai Thailand, hal ini merupakan prestasi luar biasa," ujarnya.
Solin mengatakan, kemampuan penelitian dosen Indonesia, dan tidak kalah dengan dosen yang ada di Asia Tenggara, maupun negara-negara dunia.
Selain itu, dosen Indonesia juga dikenal memiliki pengalaman yang cukup luas, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta objek penelitian sangat berbobot.
"Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dapat memberikan bantuan bea siswa terhadap dosen yang berprestasi itu," kata dia. (WDY)