Singaraja (Antaranews Bali) - Seorang turis yang merupakan warga negara asing (WNA) asal Jerman, Denren Claud (60), dilaporkan hilang saat melakukan "diving" di Perairan Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali.
Kasat Polair Polres Buleleng AKP Putu Aryana di Singaraja, Minggu, mengatakan informasi hilangnya Denren Claud diterima anggota jaga Polair Teluk Terima, Minggu (30/9) pukul 13.30 Wita.
Turis itu dilaporkan melakukan aktivitas "diving" seorang diri sejak pukul 09.00 Wita, di kawasan Pemuteran dengan kedalaman 100 meter, dengan membawa empat tabung, namun setelah itu turis itu tidak muncul ke permukaan.
"Kami langsung terjun ke tempat kejadian perkara begitu penyelam itu dikabarkan hilang. Kami melakukan pencarian sejak pukul 13.00 Wita sampai pukul 17.30 Wita. Semua sudut perairan kami pantau," kata AKP Putu Aryana.
Aryana mengatakan, WNA yang tinggal di Banjar Dinas Beluhu Kangin, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, hingga Minggu sore, belum ditemukan.
Dalam pencarian tersebut, kata AKP Aryana, Polair juga bersinergi dan menerjunkan aparat gabungan dengan melibatkan tim SAR, Polsek Gerokgak dan Basarnas Negara dengan total tim yang diterjunkan mencapai 20 orang.
"Selama pencarian, aparat gabungan harus berjibaku dengan cuaca buruk yang disertai angin kencang. Proses pencarian dilakukan sejauh 3 mil dari bibir pantai ke arah barat. Kalau sudah gelap, pencarian akan kami lanjutkan, Senin esok. Tetapi seandainya korban sudah kami temukan posisinya maka akan lakukan evakuasi meskipun hari sudah malam," katanya.
Festival Mekorot
Sebelum itu, Buleleng sebagai tujuan wisata (destinasi) menyelenggarakan "Buleleng Mekorot Festival 2018" di Lapangan Kaliasem, Lovina, Buleleng, Bali (29/9), yang diikuti 120 penggemar layangan mekorot dari Buleleng dan Karangasem.
"Buleleng Mekorot Festival adalah ajang adu ketangkasan memainkan layang-layang di udara yang hingga kini masih lestari di Bali Utara," kata Project Director 'Buleleng Mekorot Festival 2018', Kadek Nova Wiguna.
Nova mengatakan peserta festival mekorot ini datang dari desa-desa di Buleleng dan Karangasem. Semula ada peserta dari Bali Selatan yang ingin mengikuti ajang ini, namun sampai batas waktu pendaftaran mereka tak mendaftar sebagai peserta.
"Buleleng Mekorot Festival bertujuan melestarikan, sekaligus mengembangkan budaya dan tradisi asli Bali Utara atau Buleleng. Jika di Bali Selatan ada layang-layang besar dengan mengadu keindahannya, maka di Bali Utara atau Buleleng ada layangan mekorot yaitu adu tangkas saling memutuskan benang layang-layang satu sama lain. Yang terakhir putus, itulah pemenangnya," katanya.
Apalagi, kini ada tarian baru yaitu Tari Mekorot yang bisa menambah khazanah tarian di Kabupaten Buleleng. "Dengan khazanah ini, kreativitas dan seni budaya dicoba untuk dibangkitkan kembali terutama di kalangan anak muda," kata Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna. (ed)