Denpasar (Antaranews Bali) - Sejumlah penyair "bintang" di Pulau Dewata memeriahkan ajang apresiasi sastra "Baca Puisi" yang digelar serangkaian Hari Jadi Provinsi Bali ke-60 dan ajang Bali Mandara Mahalango.
"Saya tulis puisi ini tadi. Sekitar 20 menit lamanya," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang juga turut membawakan puisinya dalam acara tersebut, di Taman Budaya Denpasar, Kamis.
Penyair "bintang" atau kenamaan Bali yang tampil diantaranya Umbu Landu Paranggi, Abu Bakar, I Gusti Putu Bawa Samar Gantang, Warih Wicaksana, Made Adnyana Ole, Mas Ruscita Dewi, Jengki Sunarta dan bintang ternama lainnya.
Gubernur Pastika pun turut membacakan puisi berjudul "Perjalanan". "Saya tulis ini sekitar 20 menit lamanya," ujar Pastika sebelum membacakan puisinya.
Tidak hanya Gubernur Pastika, beberapa pejabat lainnya juga berkesempatan membaca puisi di hadapan masyarakat dan pelajar SMA/SMK yang duduk lesehan menghadap panggung.
Beberapa di antaranya yakni Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha.
Bahkan Calon Gubernur Bali terpilih I Wayan Koster juga turut ambil bagian. Koster membawakan puisi berjudul "Ku Titipkan Satu Hati" karya istrinya, Ni Putu Putri Suastini.
"Puisi ini karya istri saya sewaktu pacaran. Pacaran tahun 1998, menikah Desember 1999," ujar Koster usai membacakan puisi tersebut.
Putri Suastini yang juga sastrawan itu turut menyumbangkan satu puisi. Puisi berjudul "Agustus" karya dari Yudistira AMM Masardi dibawakan dengan semangat membara. Diiringi dengan musik modern, penampilannya menggugah generasi muda, begitu juga masyarakat yang menonton.
Putri Suastini pun mengapresiasi langkah Pemprov Bali karena mengadakan malam apresiasi sastra dengan menampilkan para penyair-penyair ternama.
Menurutnya, Pemprov Bali telah mendirikan tonggak diparesiasinya sastra modern. "Kami berharap sastra modern nantinya menjadi lebih berkembang di Pulau Dewata. Seni sastra modern akan menjadi bagian dari berkesenian Bali ke depannya," katanya.
Selain itu, acara tersebut juga diisi dengan penampilan penyair muda lainnya seperti Heri Widianggar dari Komunitas Seni Sekali Pentas, Pande Jati, Agung Ocha dan sebagainya. (ed)