Karangasem (Antara Bali) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memuji pemerintah daerah di Pulau Dewata dalam menangani ratusan ribu pengungsi pascameningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Agung.
"Terpenting adalah kerja sama antara pemerintah provinsi dan kabupaten. Saya nilai sangat bagus sekali. Pak gubernur terjun langsung bersama sembilan bupati dan wali kota," kata Kepala Pelaksana BNPB, Willem Rampangilei, di Karangasem, Jumat.
Ia mengatakan, pihaknya juga mengapresiasi kerja sama dari seluruh elemen masyarakat di Bali sehingga situasi darurat yang terjadi menjadi lebih mudah tertangani. Masyarakat bahu membahu membantu menghimpun dana secara sukarela, hingga menyediakan tempat pengungsian.
Willem juga memberikan penekanan terhadap pendataan dan proses pengembalian pengungsi yang tempat tinggalnya tidak masuk dalam zona kawasan rawan bencana (KRB).
"Tugas ke depan adalah bagaimana percepatan pengendalian pengungsi di lapangan. Yang mengungsi hanya yang tinggal di wilayah KRB. Yang lain (status aman) kembali ke rumah masing-masing. Masalah yang juga urgen adalah penanganan ternak ke wilayah aman," terangnya.
Selain itu, BNPB juga mengharapkan pemetaan daftar kebutuhan pengungsi apabila situasi terburuk terjadi yakni Gunung Agung meletus. Beberapa kebutuhan yang pasti sangat diperlukan seperti akses air bersih, penerangan dan juga makanan.
"Harapannya ketika persiapan sudah dilakukan maka kita bisa bertahan sekitar 30 hari ke depan," katanya seraya menambahkan bahwa BNPB juga terus mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Agung melalui pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Bali mencatat jumlah pengungsi hingga (29/9) mencapai sekitar 144.389 orang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Sebagian besar pengungsi ditampung di Gedung Olahraga (GOR), tenda pengungsian darurat, balai masyarakat, balai banjar dan tempat pengungsian mandiri lain yang tersebar di beberapa wilayah. (WDY)