Salatiga, Jawa Tengah (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo menekankan
kebutuhan akan modernisasi pertanian untuk mengoptimalkan produksi dan
meningkatkan kesejahteraan petani.
"Modernisasi seperti itulah yang kita butuhkan. Dan sudah saya menyampaikan ke Menteri Pertanian agar selalu diikuti, step-step,
proses-proses itu sehingga betul apa yang kita lakukan itu menuju
pertanian yang modern," katanya dalam acara silaturahim dengan Serikat
Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT) di Kelurahan Kalibening,
Tingkir, Kota Salatiga, Senin.
Ia mengatakan bahwa membangun
waduk, embung dan irigasi merupakan tugas pemerintah namun pembangunan
sarana-sarana itu tidak akan membawa dampak maksimal tanpa perbaikan
dalam pola kerja petani.
"Kalau petani sendiri tidak mau jadi petani modern, mengerjakan
produksinya, mengerjakan pasca-panennya, mengerjakan pemasarannya dengan
baik, ya...kita akan segini-gini terus," katanya.
Presiden mengatakan perbaikan produksi tidak akan optimal
meningkatkan kesejahteraan petani tanpa perbaikan manajemen agrobisnis.
"Sebab keuntungan terbesar ada pada proses agrobisnisnya. Di
Qaryah Thayyibah sudah betul mengkonsolidasikan petani dalam kelompok
besar, sudah besar. Ada jamaah produksi," katanya.
Presiden juga menekankan perlunya perbaikan manajemen pasca-panen untuk mendapat keuntungan yang lebih besar.
"Jadi setelah konsolidasi, bagaimana mengkorporasikan petani dalam jumlah besar," katanya.
Menurut Presiden, kelompok-kelompok petani harus menjadi organisasi perusahaan pertanian.
"Sehingga
bisa siapkan pupuk sendiri, buat pabrik pupuk dengan skala besar. Juga
dari sisi panen harus dikerjakan bersama-sama, memiliki rice mill sendiri, perontok padi juga sendiri," katanya.
Presiden berharap kelompok-kelompok petani selanjutnya memiliki
bagian pemasaran sendiri sehingga bisa mendapat keuntungan yang lebih
besar.(WDY)
Presiden Jokowi Tekankan Kebutuhan akan Modernisasi Pertanian
Senin, 25 September 2017 13:00 WIB