Denpasar (Antara Bali) - Wakil Ketua Komisi I DPRD Bali Wayan Tagel Arjana meminta kepada pemerintah dan instansi terkait memperhatikan lampu penerangan jalan (LPJ) sepanjang Jalan "bypass" Prof Dr. Ida Bagus Mantra, karena pada malam hari sebagian besar padam.
"Saya minta kepada pemerintah untuk memperhatikan LPJ sepanjang Jalan `bypass` Prof Dr. Ida Bagus Mantra, karena belakangan ini hampir sebagian besar padam, sehingga kondisi jalan tersebut sangat berbahaya bagi pengendara," kata Tagel Arjana di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan LPJ sepanjang jalan tersebut harus menyala, karena jalan itu menghubungan beberapa kabupaten di Bali, termasuk juga menuju jalur Pelabuhan Padangbai, Karangasem.
"Saya sudah banyak mendapatkan masukan dan keluhan soal LPJ tersebut. Bahkan sudah sempat juga menyampaikan kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII, namun belum ada tanggapan untuk memperbaiki maupun menyalakan LPJ itu," ujar politikus Partai Gerindra asal Kabupaten Gianyar.
Tagel Arjana mengatakan kalau melihat status jalan tersebut adalah jalan nasional, karena pembangunannya dianggarkan melalui APBN, sehingga secara otomatis menjadi jalan nasional dan seluruh fasilitasnya menjadi tanggungan pemerintah pusat.
"Jika terus tidak ada tindak lanjut dan LPJ tetap padam, maka kami dari anggota Dewan akan berencana memanggil BPJN guna menanyakan terkait tanggung jawab keberadaan jalan `bypass` dari Tohpati, Kota Denpasar hingga Kusamba, Kabupaten Klungkung itu," ujarnya.
Ia juga mengkritisi, bahwa jalan nasional tersebut terkesan pemeliharan sekadarnya, terbukti sejak dioperasikan jalan tersebut median jalan belum ditata areal tamannya, bahkan di badan jalan juga timbunan kotoran/sampah dan bekas galian C berserakan.
"Kondisi ini sangat memperihatinkan karena jalan nasional saja keadaannya begitu. Padahal negara telah menganggarkan dana cukup besar untuk pembangunan infrastruktur, salah satunya jalan raya. Kondisi ini sangat terbalik seperti apa yang diucap Presiden Joko Widodo. Kondisinya tidak terawat, bahkan ada sebagian jembatan kondisinya kritis mau jebol, yakni di Sungai Petanu," ucapnya.
Selain itu, kata dia, masih banyak LPJ padam yang semestinya tanggungan nasional belum diperbaiki. Memang dulu ada yang dibangun oleh provinsi, tapi dengan aturan baru maka pemerintah provinsi tidak berani memperbaiki, sebab ada kekhawatiran menjadi temuan baru dalam pemeriksaan keuangan.
"Oleh karena itu saya meminta kepada pemerintah kabupaten, kota dan provinsi menyamakan persepsi, kalau LPJ tersebut tanggung jawab provinsi, maka provinsi yang memperbaiki dan memelihara. Tapi kalau itu tanggung jawab pemerintah pusat, maka kita minta segera pusat memperbaiki," ujarnya.
Tagel Arjana mengatakan sebagai daerah destinasi wisata yang terkenal di dunia, merasa malu dengan wisatawan yang datang ke Bali. Karena lingkungan masih sangat kotor di sepanjang jalan IB Mantra dan LPJ padam.
"Bali sebagai tujuan utama wisatawan domestik dan asing, tapi dari infrastruktur masih belum memadai dibanding dengan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Bagaimana bisa meningkatkan kunjungan wisman jika infrastruktur masih begini saja, malah bertambah rusak," katanya. (WDY)