Gianyar (Antara Bali) - Menindaklanjuti sosialisasi Tim Sapu Bersih Punggutan Liar (Saber Pungli), di Mapolres Gianyar, Kamis(16/2). Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar Ir. I Wayan Suamba, M.M., segera mengumpulkan sembilan Kepala Pasar se- Kabupaten Gianyar, di ruang rapat Kantor Disperindag Gianyar, Jumat(17/2).
Pertemuan itu untuk melakukan sosialisasi Saber Pungli, di mana kini sedang gencar beroperasi di lapangan, termasuk di pasar-pasar. "Kami tak ingin ada petugas pasar di Gianyar ada yang tertangkap tangan (OTT) oleh Tim Saber Pungli. Di Tabanan dan Klungkung sudah ada yang tertangkap," ujarnya.
Suamba menegaskan, para kepala pasar diharapkan memberikan pembinaan kepada petugas pemungut retribusi di pasar. Jangan sampai memungut retribusi tanpa memberikan karcis. Hal itu bisa digolongkan pungli. Bahkan dia menyarankan dalam memunggut retribusi di lapangan, karcis mesti lebih dahulu diberikan dari menerima uang. "Jangan coba-coba menerima uang tanpa memberikan karcis," tegasnya.
Selain itu, ditegaskan agar hati-hati dalam melakukan pungutan di pasar. Jangan memunggut sesuatu tanpa berdasarkan peraturan yang ada. "Jangan memunggut sesuatu di luar yang ditetapkan perda," cetusnya.
Diharapkan, setiap kepala pasar memaknai Saber Pungli ini secara positif. Sebab, dengan adanya Saber Pungli, manajemen lebih transparan. Manajemen Pasar akan terhindar dari pungutan-pungutan yang tidak sah. Dia mencontohkan, di Pasar Tanah Abang Jakarta, semenjak ada Saber Pungli, pasar itu bersih dari pungutan tidak sah.
Dalam pertemuan itu diungkapkan berbagai persoalan yang yang sulit disikapi oleh kepala pasar. Seperti banyak pedagang yang berjualan di tempat yang bukan untuk berjualan. Dalam hal ini, petugas pasar dibuat ewuh pekewuh. Karena, kalau dipungut seakan melegalkan mereka berjualan di tempat itu. Sementara jika dibiarkan, akan mengganggu suasana pasar. Lebih sulit lagi, sebagian pemahaman pedagang liar itu menganggap pasar sebagai tempat mereka mengais rezeki.
Selain itu, juga persoalan biaya piodalan di Pura Melanting tiap pasar, tiap Buda Wage, Kelawu, tiap enam bulan sekali (210 hari). Biasanya piodalan dibiayai oleh para pedagang di pasar, dengan sistem iuran. Dengan adanya Saber Pungli ini dikhawatirkan untuk biaya piodalan tidak ada.
Terkait hal ini, Suamba menegaskan, pihaknya akan melakukan konsultasi dengan instansi terkait, untuk mencarikan solusi permasalahan yang ada di lapangan selama ini. Yang kini masih bolong-bolong dari ketentuan perda. "Kami akan konsultasikan dengan Bagian Hukum Setda Gianyar, untuk melakukan revisi perda yang berlaku sekarang ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Pasar Gianyar I Nengah Artawa, menilai keberadaan Saber Pungli sangat baik untuk menuntun bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Sebagai pasar terbesar di Gianyar, pihaknya akan segera melakukan sosialisi tentang Saber Pungli ini kepada para pemungut retribusi di pasar tersebut. Dengan demikian, para tukang pungut akan memahami apa yang boleh dipungut dan apa yang tidak. Sehingga, dengan pemahaman itu mereka bisa melakukan tugas tanpa melanggar aturan. "Menyosialisasi Saber Pungli kepada Pemungut jadi prioritas kami ke depan," ungkapnya.
Katanya, permasalahan yang dihadapi sekarang ini adalah memfungsikan pasar di lantai III. Selama ini, para pedagang yang mendapatkan lokasi di lantai III, banyak yang berpindah jualan ke bawah. Padahal, di bawah sudah krodit.
Diungkapkan, target pendapatan dari Pasar Gianyar 2017 Rp 1,375 milar. Target itu tercapai bahkan melampaui sebesar 23 persen. Sementara target 2017 mencapai 1,442 milyar. (*)
Sikapi Saber Pungli, Disperindag Gianyar Kumpulkan Kepala Pasar
Jumat, 17 Februari 2017 13:24 WIB