Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar berupaya melakukan pencegahan virus flu burung pada unggas dengan melakukan penyemprotan disinfektan pada daerah yang rawan virus tersebut, di antaranya pasar burung.
"Kami berupa melakukan pencegahan virus flu burung pada unggas dengan penyemprotan disinfektan, seperti yang dilakukan di Pasar Burung Satria, Pasar Badung dan unggas yang dibawa oleh suplayer tersebut," kata Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Kota Denpasar Dewa Made Ngurah di Denpasar, Kamis.
Dewa Ngurah mengakui penyemprotan ini dilakukan untuk antisipasi penyebaran virus flu burung yang belakangan ini mulai ada gejala mewabah di wilayah Bali.
"Kegiatan ini sejatinya sudah berlangsung secara rutin setiap sepekan sekali. Bahkan, sejak kembali merebaknya kasus flu burung penyemprotan terus diintensifkan," katanya.
Ia mengatakan, penyemprotan ini sudah terjadwal setiap sepekan sekali dengan menggunakan produk sanbe berdosis 5 mili per liter air serta kegiatan bioscuriti di pasar-pasar yang menjual unggas.
Dewa Ngurah mengatakan, penyemprotan yang dilaksanakan di dua tempat ini menghabiskan 250 liter disinfektan campuran.
"Penghabisan disinfektan tergantung luas lokasi yang di semprot. Semakin luas melakukan penyemprotan, maka disinfektan yang diperlukan makin banyak lagi," ujarnya.
Kepala Bidang Kesehatan, Masyarakat dan Veteriner (Kesmavet) Disnakanlut Kota Denpasar, I Gusti Ayu Astriwati mengatakan, pekan ini menyemprotan dilakukan di Pasar Burung Satria dan Pasar Badung. Sedangkan Pasar Sanglah telah dilaksanakan pekan lalu.
"Untuk di pasar burung penyemprotan telah dilaksanakan secara rutin sebulan sekali. Namun sejak merebaknya flu burung penyemprotan di pasar-pasar burung dilaksanakan setiap pekan sekali," katanya.
Astriwati mengatakan, pada Selasa (29/3) pihaknya telah melakukan penyemprotan pada unggas yang dibawa suplayer dengan kendaraan bermotor.
Dikatakan, langkah yang dilakukan adalah setiap mobil pickup yang mengangkut unggas melintas di Jalan By Pass Ida Bagus Mantra menuju Denpasar diberhentikan oleh petugas Disnakanlut untuk disemprot termasuk diperiksa surat kelengkapan pengiriman unggasnya.
"Rata-rata setiap mobil pickup mengangkut sekitar 200 ekor ayam. Dan itu kami data dari mana asal unggasnya, milik siapa, dan akan dikirim ke mana. Untuk selanjutnya kami lakukan pemeriksaan lagi setelah unggas tiba di tempat tujuan," katanya.(*)