Tabanan (Antara Bali) - Sejumlah pelaku usaha di Kabupaten Tabanan, Bali, menyambut positif kebijakan pemerintah untuk menerbitkan uang NKRI baru menjelang akhir tahun 2016.
"Penerbitan uang tersebut menjadi salah satu upaya untuk menekan jumlah peredaran uang lusuh (tidak layak edar), sekaligus mencegah pemalsuan yang sebelumnya marak terjadi," kata Seorang Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Tabanan, IB Raka Wiryanata, Selasa.
Menurutnya penerbitan uang NKRI baru itu cukup positif bagi pelaku usaha, karena hal itu akan mampu menekan pemalsuan uang yang selama ini menghantui dunia usaha dan pertumbuhan ekonomi.
Hal itu sangat penting, karena selama ini tingkat pemalsuan uang cukup marak, karena pengamanan pada beberapa pecahan uang sebelumnya masih bisa diduplikat untuk digandakan.
Dampaknya, bagi pelaku usaha kondisi tersebut menciptakan ketidak nyamanan karena dibayangi akan rentannya menerima transaksi uang palsu.
"Kini dengan adanya uang NKRI baru dilengkapi sejumlah pengamanan yang dibenamkan di masing-masing pecahan nominal, kondisi tersebut setidaknya bisa menghindarkan kemungkinan mentransaksikan uang palsu," kata Raka Wiryanata.
Ia menilai, pengamanan uang menjadi sangat penting, bahkan tidak kalah pentingnya dengan upaya pemerintah dalam membrantas korupsi, mengingat akibat tindak kejahatan tersebut sangat besar pengaruhnya bagi memperkokoh maupun menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain, penerbitan uang baru juga menjadi cara efektif dalam menekan atau menggantikan jumlah peredaran uang lusuh di masyarakat.
"Mudah-mudahan dengan diterbitkannya uang NKRI baru menjelang akhir tahun ini setidaknya mampu memberi semangat baru untuk menghadapi tahun mendatang," ujarnya.
Sementara dalam kesempatan terpisah Kepala Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali Cabang Tabanan, IB., Ary Wijaya Guntur., SE., MM mengungkapkan, pascadiluncurkan uang NKRI yang baru kemungkinan peredarannya di kalangan perbankan akan berbarengan dengan pendropan ke Bank Indonesia (BI).
"Dropingan uang itu biasanya dilakukan melalui kantor pusat. Nantinya kami edarkan uang baru ke nasabah atau masyarakat sekaligus pada saat melakukan penarikan," ujarnya. (WDY)