Denpasar (Antara Bali) - Majelis Ulama Indonesia Provinsi Bali mengimbau umat Muslim di Pulau Dewata untuk senantiasa menjaga kerukunan dan harmonisasi yang sudah terjalin dengan baik.
"Kami juga mengimbau, mari berdoa setiap saat untuk kebaikan dan kedamaian negara, termasuk Bali," kata Ketua MUI Provinsi Bali M Taufiq Asadi di sela-sela acara doa bersama dan ikrar Nusantara Bersatu, di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Rabu.
Menurut dia, jikapun umat Muslim mau menggelar aksi demonstrasi seperti halnya di Jakarta, dan dimana saja, harusnya tetap dalam koridor untuk menjaga persatuan dan kesatuan, jangan sampai Negara Kesatuan Republik Indonesia tergoyahkan.
Taufiq menambahkan, kalau sampai ada umat Muslim dari Bali yang akan berangkat ke Jakarta untuk berdemo, hendaknya tetap menjaga perdamaian, persatuan, dan aturan hukum yang berlaku. Jangan sampai justru menjadi pemicu hal-hal yang tidak bagus.
"Apalagi Bali yang begitu heterogen, harus bisa menjadi contoh yang bagus bagi bangsa-bangsa di dunia," ucapnya.
Terkait dengan acara doa Nusantara Bersatu yang diikuti sekitar 10 ribu peserta tersebut, kata Taufiq, hal itu menunjukkan kepada masyarakat luas tentang betapa sebenarnya masyarakat Bali bisa menjaga kebersamaan, kebhinekaan, sekaligus rasa syukur kita semua pada Tuhan atas segala karunia-Nya.
"Kini yang tidak kalah penting tinggal tindak lanjutnya berupa sosialisasi kepada generasi muda bahwa hidup di tengah kebersamaan adalah sebuah keniscayaan. Di dalam kita menghadapi kehidupan, juga tidak bisa dilepaskan dari elemen masyarakat dan bangsa lainnya," ujarnya.
Taufiq mengatakan rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan, satu sama lain antarlintas agama, lintas suku, termasuk lintas bangsa itu harus tetap dijaga.
Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet dalam orasinya menyerukan bahwa masyarakat tidak saja harus menerima persamaan-persamaan yang ada, tetapi juga harus menerima dan mensyukuri berbagai perbedaan yang ada.
"Hidup bukanlah hidup, jika tanpa persamaan dan perbedaan. Perbedaan akan menambah warna hidup menjadi lebih indah," ujarnya.
Putra Sukahet juga mengingatkan bahwa Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, telah menjadi kesepakatan dan perjanjian para pendiri bangsa, sehingga tidak boleh lagi ada perdebatan. (WDY)
MUI Bali Imbau Umat Jaga Kerukunan
Rabu, 30 November 2016 15:04 WIB