Denpasar (Antara Bali) - Khatib M Ghazi Habibullah mengajak umat Islam di Pulau Dewata agar dapat berkorban di berbagai lini kehidupan dalam memaknai perayaan Hari Raya Idul Adha 1437 Hijriah.
"Jangan umat Islam selesai berkurban hanya pada hari ini saja, tetapi semangat berkorban untuk selanjutnya dalam berbagai lini kehidupan," kata Ghazi saat menjadi khatib pada Shalat Idul Adha di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Bali, Senin.
Oleh karena itu, dia mengharapkan umat Islam dapat berperan di berbagai bidang seperti di bidang ekonomi, politik, pendidikan, seni budaya dan sebagainya untuk memajukan masyarakat Bali pada khususnya, serta masyarakat Indonesia pada umumnya.
"Dalam konteks kekinian, kita bisa membangun lewat dunia pendidikan, memajukan bidang kesehatan, membangun kekuatan-kekuatan ekonomi dan sebagainya. Kalau bisa umat Islam jangan tergantung kekuatan-kekuatan lain, namun harus mandiri," ujarnya pada shalat yang diikuti oleh ribuan umat itu.
Khatib asal Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng, Bali ini juga mengingatkan bahwa perayaan Idul Adha memang harus bermakna bagi masyarakat dan tidak berhenti sebatas pelaksanaan ritual semata.
Menurut Ghazi, penyembelihan hewan kurban tentu saja tetap penting sebagai teladan dari Nabi Ibrahim dan Ismail. Tetapi, menyembelih seluruh hewan kurban kemudian dagingnya dibagi-bagikan pada masyarakat yang membutuhkan di sekitar, juga harus mendapat perhatian serius.
Apalagi, tambah dia, pada saat kondisi ekonomi di tengah harga makanan pokok yang melambung tinggi dan krisis ekonomi dunia, maka harus mampu menghadirkan kurban dalam makna yang lebih transformatif dan membebaskan.
"Jika ibadah kurban yang kita kerjakan hanya sekadar memenuhi kewajiban atau menjalankan perintah menyembelih binatang ternak untuk meneladani Nabi Ibrahim dan Ismail, maka kiita masih berada level keimanan yang sangat awam. Bukan dalam level keimanan yang mampu mendorong terjadinya tranformasi sosial dalam masyarakat," ucapnya.
Ghazi mengharapkan umat Islam harus menjadi satu kesatuan dan tidak boleh terpisah-pisah dalam kehidupan bermasyarakat.
Umat yang menunaikan Shalat Id di lapangan yang terletak di depan Kantor Gubernur Bali itu berlangsung dengan khidmat, diikuti oleh umat berbagai usia. (WDY)