Gianyar (Antara Bali) - Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Gianyar, Bali Surya Adnyani Mahayastra mengatakan, sasaran sosialisasi pencegahan kanker serviks kini mulai bergeser dari pasangan usia subur (PUSD) kini menjangkau anak-anak usia sekolah dasar (SD).
"Kini anak-anak tingkat SD mulai diberi pemahaman tentang bahaya kanker serviks," kata Surya Adnyani Mahayastra pada acara sosialisasi perangi kanker serviks, bekerja sama dengan Gerakan Peduli kanker Serviks (GPKS) Bali, di Gedung PLUT UMKM Desa Bedulu, Selasa.
Ia mengatakan, anak-anak sejak dini harus diberi pemahaman bahaya penyakit kanker, dengan harapan mereka sadar dan mulai berlajar hidup sehat.
Pemahaman kanker harus ditanamkan sejak anak-anak masih kecil, karena saat ini telah terjadi pergeseran usia penderita kanker serviks. Jika dulu kebanyakan penderita kanker serviks adalah wanita dengan kisaran umur 40 tahun ke atas.
Namun sekarang tidak sedikit penderitanya berumur 30 tahun-an. Untuk itulah sebagai yayasan yang khusus menangani masalah kanker, YKI Cabang Gianyar secara rutin mengadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah, organisasi wanita hingga turun langsung ke banjar-banjar di seluruh Kabupaten Gianyar.
"Sekolah-sekolah selama ini memang dilibatkan, dengan harapan nantinya para pelajar mampu mewakili Gianyar dalam lomba penanggulangan kanker terpadu paripurna (PKTP) tingkat Provinsi Bali.
"Kami tidak akan pernah lelah dan terus berusaha, bagaimana bahaya kanker serviks ini dapat dipahami oleh seluruh masyarakat," tegas Adnyani Mahayastra.
Ia mengingatkan, ada tiga hal utama yang mempengaruhi berkembangnya penyakit kanker, yakni pola makan, pola hidup dan pola pikir. Ini yang harus dijaga dengan baik, agar dapat terhindar dari bahaya kanker jenis apapun.
Makan makanan yang sehat, menerapkan pola hidup yang bersih, sehat dan yang tak kalah pentingnya adalah selalu berfikir positif. Tidak bisa dipungkiri, rasa stres dapat memicu penyakit kanker.
Adnyani Mahayastra juga berpesan kepada guru-guru pendamping dari peserta sosialisasi, yakni dari SDN 6 Saba Blahbatuh, SMPN 2 Tampaksiring dan SMK 2 Sukawati, agar selalu memperhatikan keberadaan kantin di sekolah masing-masing.
"Kantin itu ibaratnya pusat kehidupan anak-anak di sekolah, ini harus mendapat perhatian khusus dari pihak sekolah. Makanan yang dijual harus bersih, sehat bebas dari unsur 5P agar anak-anak dapat bebas dari segala bahaya yang mengancam yang bisa diakibatkan oleh makanan yang berbahaya," ujarnya.
Sementara Pembicara I Ketut Darsana dari Gerakan Peduli Kanker Serviks Daerah Bali menekankan pada bahaya kanker seriviks dan cara penanganannya.
Ia menjelaskan, penanganan kanker servik adalah masalah kita semua, bukan hanya masalah penderita saja. Oleh karena itu semua pihak wajib bekerja sama, dalam upaya penanganannya sejak dini. (WDY)