Denpasar (Antara Bali) - Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (INCCA) Bali menilai Bali dan Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara pengguna jasa kapal pesiar untuk menikmati liburan di daerah itu.
"Kapal pesiar dengan menempuh rute Hongkong-Singapura-Filipina-Indonesia-Singapura selama ini banyak mengisi pasar wisatawan kapal pesiar di Indonesia termasuk di Pelabuhan Benoa, Bali," kata Ketua INCCA Daerah Bali Ida Bagus Lolec Surakusuma di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan pemilik kapal pesiar banyak menjadikan keindahan panorama alam, keunikan seni dan budaya Bali menjadi daya tarik tersendiri disamping objek wisata Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kapal pesiar yang menempuh jalur Hongkong-Singapura-Filipina-Indonesia-Singapura menyinggahi sejumlah pelabuhan di Indonesia.
Ida Bagus Lolec sebelumnya bergabung dalam Tim Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk mengadakan promosi pariwisata kapal pesiar ke Korea Selatan selama lima hari yaitu 16-21 Juli 2016.
Untuk menggaet lebih banyak kapal pesiar melalui Indonesia, pemerintah harus pandai mendekati operator kapal pesiar di dunia. Oleh sebab itu Indonesia harus memberikan insentif kepada kapal pesiar yang melalui rute Indonesia dan logo jangkar di sejumlah pelabuhan di Indonesia.
Ida Bagus Lolec yang juga Direktur Eksternal Pacific World itu memaparkan pemerintah harus menegaskan bahwa kawasan perairan Indonesia masih alami dan banyak daya tarik yang mesti dikunjungi wisatawan.
Hanya saja kelemahan tingginya biaya masuk ke pelabuhan di Indonesia, menyebabkan kapal pesiar menghadapi situasi persaingan yang kompetitif. Melalui rute panjang Hongkong-Singapura-Filipina-Indonesia (Pulau Komodo dan Bali)-Singapura membutuhkan waktu selama dua minggu.
Jalur yang terlalu panjang menyebabkan waktu singgah di setiap destinasi yang dikunjungi wisatawan kapal pesiar itu menjadi sangat singkat. Oleh sebab itu "tour operator" kapal pesiar dapat memilih rute yang lebih pendek yakni Singapura-Malaysia-Thailand-Vietnam.
Jalur tersebut dapat ditempuh dalam waktu sepuluh hari, jarak tempuh yang relatif pendek memberikan keleluasaan penumpang kapal pesiar menyinggahi destinasi di empat negara dalam waktu yang lebih lama.
Ida Bagus Lolec menambahkan persaingan kapal pesiar yang terlalu ketat menuntut pemilik kapal pesiar untuk mempertimbangkan jalur panjang Hongkong-Indonesia atau jalur pendek Singapura-Vietnam.
Persaingan yang ketat antarkapal pesiar itu harus menjadi pertimbangan Pemerintah Indonesia dalam melakukan "sales mission cruise" yang dianggap potensial.
"Upaya tersebut akan memberikan kontribusi penambahan penumpang wisatawan kapal pesiar yang melalui rute Indonesia," ujar Bagus Lolec. (WDY)