Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan orang tua bahwa anak bukan sekadar miliki keluarga, namun merupakan generasi penerus bangsa yang harus dilindungi.
"Tema peringatan Hari Anak tahun ini yaitu `Akhiri Kekerasan Terhadap Anak` mengandung makna strategis bahwa anak-anak harus tumbuh dalam keluarga dan lingkungan yang aman, nyaman dan menggembirakan. Tema ini juga merefleksikan komitmen bersama untuk memerangi kekerasan terhadap anak," kata Pastika pada acara Peringatan Hari Anak Nasional di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, maraknya tindak kekerasan terhadap anak, baik berupa penganiayaan, kekerasan seksual, eksploitasi maupun kasus lainnya mengundang keprihatinan dari seluruh kalangan. Untuk itu diperlukan kesadaran dari semua komponen untuk mencegah dan menghentikannya.
Pemprov Bali, ujar Pastika, sampai saat ini selalu mengupayakan program dan kegiatan yang berpihak pada anak-anak. Program-program prioritas Bali Mandara, seperti beasiswa miskin, wajib belajar 12 tahun, pembangunan SMA/SMK Negeri Bali Mandara sampai pada Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), merupakan wujud penghormatan terhadap hak anak-anak Bali, yang saat ini diperkirakan jumlahnya lebih dari 1,3 juta jiwa.
"Di bidang kebijakan, Pemprov Bali juga telah menerapkan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Anak, dan Perda tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang untuk melindungi anak-anak kita," ucapnya.
Ia juga berharap pada seluruh pemangku kepentingan, dunia usaha sampai pada organisasi perempuan dan lembaga swadaya masyarakat, untuk mengajak dan mendorong partisipasi masyarakat dalam membangun kualitas kehidupan anak-anak, dengan membuat serta mengembangkan kegiatan-kegiatan positif, membangun sarana/prasarana lingkungan yang ramah dan peduli anak, sehingga memungkinkan anak-anak untuk berkembang secara optimal.
Menurutnya, sebagai generasi muda harapan bangsa, anak tidak hanya ditumbuhkan sehat secara fisik, tetapi juga harus memiliki pikiran cerdas, serta jiwa yang sehat dan mulia sehingga dapat mengembangkan diri secara kreatif, positif dan terarah yang tentunya memiliki karakter dan integritas yang tangguh dan mandiri.
"Karena itu, maka pembinaan hubungan sosial keluarga harus sejalan dengan pendidikan anggota keluarganya," kata Pastika.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Peringatan Hari Anak Nasional Provinsi Bali Tahun 2016 Ni Luh Putu Praharsini mengatakan terkait pelaksanan peringatan tersebut, terdapat beberapa rangkaian kegiatan hasil sinergi SKPD dan organisasi peduli anak, seperti lomba Pecha Kucha (bicara santai) dengan metode presentasi, lomba menyanyi tunggal lagu wajib tingkat sekolah dasar, lomba menggambar tingkat SD se-Kota Denpasar, nonton bareng film gratis dengan judul "12 Menit Kemenangan untuk Selamanya" bersama dengan 375 wakil Anak SD, SMP, SMA/SMK di Bioskop Galeria XXI, serta berbagai kegiatan positif lainnya.
Ia berharap dengan berbagai kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan anak-anak di Provinsi Bali, serta memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan prestasi seluas-luasnya.
"Dengan demikian, berbagai macam kasus kekerasan terhadap anak dapat diminimalisasi dengan pengembangan berbagai macam kegiatan positif," kata Praharsini.
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dan Ibunda PAUD Provinsi Bali Ayu Pastika, berkesempatan untuk meyerahkan bantuan kesejahteraan sosial anak telantar berupa uang tunai kepada beberapa anak telantar yang ada di Pulau Dewata dari Dinas Sosial Provinsi Bali.(WDY)
Gubernur Ingatkan Anak Bukan Sekadar Milik Keluarga
Kamis, 21 Juli 2016 17:37 WIB