Denpasar (Antara Bali) - Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ikut ambil bagian dalam pameran yang digelar Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Spanyol selama enam hari mulai 14 Oktober 2016.
"Lembaga pendidikan tinggi seni ini mendapat kepercayaan mewakili perguruan tinggi negeri dan swasta di Pulau Dewata untuk bergabung dengan perguruan tinggi lainnya utusan dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengadakan pameran di Spanyol," kata Rektor ISI Denpasar Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, dalam pameran bertaraf internasional itu Bali menampilkan pameran seni dan tari, termasuk pagelaran seni serta workshop tabuh dan tari Bali.
"Kami melibatkan sekitar sepuluh dosen untuk ikut dalam berbagai kegiatan yang digelar KBRI di Spanyol," ujar Gede Arya Sugiartha.
Pameran yang melibatkan sejumlah perguruan tinggi ternama di Indonesia itu dengan harapan mampu menarik masyarakat internasional untuk melanjutkan proses belajar mengajar di sejumlah perguruan tinggi di Tanah Air.
Gede Arya Sugiartha menambahkan, ISI Denpasar selama ini setiap tahun menerima mahasiswa dari mancanegara yang jumlahnya bervariasi namun tidak kurang dari 24 orang setiap tahunnya.
Mereka berasal dari puluhan negara di belahan dunia untuk mempelajari seni budaya, khususnya tabuh dan tari Bali. Mahasiswa warga negara asing itu antara lain berasal dari Jepang, Amerika Serikat, Polandia, Inggris, Rusia dan Turki.
Mahasiswa asing yang melanjutkan pendidikan ke ISI Denpasar, khususnya non gelar dengan kuliah selama dua semester dengan memanfaatkan beasiswa Darmawisata dari Pemerintah Indonesia.
Mereka melanjutkan pendidikan pada sejumlah program studi di lingkungan lembaga pendidikan tinggi seni.
Arya Sugiartha menambahkan, ISI Denpasar sejajar dengan lembaga pendidikan tinggi seni lainnya di Indonesia mendidik mahasiswa asing sejak tahun 1998 hingga kini telah berlangsung selama hampir 18 tahun yang telah mendidik ratusan mahasiswa mancanegara.
Mahasiswa mancanegara itu mengikuti proses belajar mengajar di fakultas di lingkungan lembaga pendidikan tinggi seni di Pulau Dewata, namun yang paling banyak memilih Fakultas Seni Pertunjukan, baik tabuh maupun tari Bali.
Mereka mampu menguasai berbagai jenis tari maupun memainkan instrumen gamelan Bali. Dengan bekal keahlian dan kemampuan tari Bali itu mereka kembali ke negaranya.
Arya Sugiartha menjelaskan, tamatan ISI Denpasar asal luar negeri setelah kembali ke negaranya, mengembangkan kreavifitas dalam bidang seni yakni kolaborasi tari dan gamelan Bali dengan kesenian atau musik yang berhaluan barat.
Sebagian alumnus ISI warga negara asing lainnya, ada pula membuka kursus dan mengajarkan tari Bali kepada masyarakat di negara asalnya.
Kondisi demikian berdampak positif terhadap pelestarian dan pengembangan tari, gamelan dan seni budaya Bali di mancanegara, ujar Arya Sugiartha. (WDY)