Nusa Dua (Antara Bali) - Kegiatan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar hari ketiga menjelang pemilihan ketua umum diwarnai aksi pengusiran terhadap panitia daerah yang dilakukan oleh panitia nasional.
Anak Agung Amerta Jaya, seorang panitia daerah bersama puluhan rekan lainnya, di BNDCC Nusa Dua, Senin, mengatakan satuan tugas yang berjaga di pintu masuk arena Munaslub melarang panitia daerah masuk.
"Kami dilarang masuk oleh Satgas. Katanya sudah ada instruksi, selain peserta sidang dilarang masuk. Kata Satgas, ini sudah menjadi protap. Kami juga belum mengetahui apa alasannya. Padahal panitia daerah yang menyiapkan ini semua," ujarnya.
Setelah sempat terjadi adu argumentasi dengan Satgas, pihaknya bersama puluhan panitia daerah yang sudah mempersiapkan segala sesuatunya meninggalkan pintu masuk dan ingin pulang.
"Kami yang menyiapkan ini semua. Kenapa kita tidak boleh masuk ke Munaslub," katanya.
Ketika hendak meninggalkan arena Munaslub, pihaknya ditelepon oleh Koordinator Keamanan Gede Ariandi, agar panitia daerah diizinkan masuk.
Ketua DPD Golkar Bali Ketut Sudikerta yang juga Koordinator Panitia Daerah Munaslub akhirnya menengahi persoalan tersebut.
Ia menjelaskan jika seluruh panitia lokal bisa masuk. Namun mereka tidak bisa memasuki ruang sidang.
Ini sebagai bentuk penghormatan terhadap usaha dan jerih payah panitia yang selama ini sudah bekerja giat mempersiapkan segala sesuatunya.
"Jangan dibesar-besarkan. Ini hanya miskomunikasi saja antara pihak Satgas dengan rekan-rekan panitia lokal," ujarnya.
Sementara, berselang beberapa waktu, di luar arena juga terjadi keributan antara satgas dengan organisasi masyarakat yang bernaung di bawah Golkar.
Keributan tersebut dipicu karena ormas yang ingin mengetahui jalannya Munaslub tersebut tidak dilengkapi tanda pengenal (id card), sehingga mereka dilarang masuk area kegiatan. Padahal ormas tersebut sudah menggunakan baju beratribut lengkap.
Sempat terjadi saling dorong antar-ormas, yakni Ormas AMPG dengan Baladika Karya, namun berkat kesigapan aparat kepolisian, keributan bisa diredam.
Munaslub Golkar kali ini memang dari sejak awal sudah ada tanda-tanda akan terjadi gesekan, sebab antarpanitia nampaknya kurang kompak. Terbukti ada dua bentuk tanda pengenal, namun pihak Satgas tidak memahami, bahkan ada yang sudah mengenakan tanda pengenal berbentuk lembaran tapi tetap diusir.
"Ini artinya kegiatan semua luar biasa. Luar biasa dalam kepanitiaan daerah dan nasional yang tidak sinkron, sehingga memicu pengusiran atau melarang masuk areal Munaslub, padahal sudah mengenakan tanda pengenal yang dikeluarkan panitia," ujar seorang peserta. (WDY)
Munaslub Golkar Diwarnai Pengusiran Dan Keributan Ormas
Senin, 16 Mei 2016 19:02 WIB