Denpasar (Antara Bali) - Subsektor tanaman pangan yang meliputi padi dan palawija (NTP-P) di Bali kontribusinya terhadap pembentukan nilai tukar petani (NTP menurun 0,19 persen dari 99,62 persen pada Januari 2016 menjadi 99,62 persen pada Februari 2016.
"NTP-P tersebut berada di bawah angka 100 yang menunjukkan bahwa sektor pertanian tanaman pangan masih lebih besar pengeluaran untuk konsumsi dan usaha produksi pertanian dibandingkan dengan hasil yang diterima petani," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, indeks harga yang diterima petani (lt) pada subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,12 persen. Kenaikan itu terjadi pada kelompok palawija sebesar 1,47 persen, sementara kelompok padi mengalami penurunan sebesar 0,35 persen.
Di sisi lain indeks harga yang dibayar petani (lb) tercatat mengalami kenaikan yang lebih besar dari indeks harga yang diterima petani yakni sebesar 0,30 persen.
Adi Nugroho menambahkan, kenaikan indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga (IHKP) sebesar 0,33 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,17 persen.
Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di Bali pada bulan Februari 2016 mengalami penurunan sebesar 0,99 persen, dibandingkan bulan sebelumnya, Januari 2016 serta harga gabah di tingkat penggilingan menurun 1,1 persen.
Namun demikian harga gabah tersebut jauh di atas harga patokan pemerintah (HPP) yakni di tingkat petani sebesar Rp4.768,84 per kilogram dan ditingkat penggilingan Rp4.837,17 per kilogram.
Transaksi gabah kering panen tertinggi di tingkat petani terjadi di Kabupaten Karangasem sebesar Rp5.151,51 per kilogram untuk varietas Cigeulis. Sedangkan harga terendah terjadi di Kabupaten Gianyar dengan harga Rp4.400/kg untuk varietas Cigeulis.
Adi Nugroho menjelaskan, subsektor tanaman pangan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali yang terdiri atas empat subsektor mengalami kenaikan dan hanya subsektor tanaman pangan yang mengalami penurunan.
Keempat subsektor yang mengalami kenaikan meliputi subsektor perikanan sebesar 0,74 persen, subsektor hortikultura 0,53 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,07 persen dan subsektor peternakan 1,02 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)
Pangan Bentuk NTP Bali Turun 0,19 Persen
Minggu, 13 Maret 2016 11:33 WIB