Denpasar (Antara Bali) - Subsektor tanaman pangan yang meliputi padi dan palawija dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) di Bali sebesar 95,40 persen pada bulan Pebruari 2017, menurun 0,39 persen dibanding bulan sebelumnya tercatat 95,77 persen.
"Subsektor tanaman pangan itu perannya masih berada di bawah 100 persen yang menunjukkan, nilai yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangan itu belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga maupun biaya produksi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan indeks harga yang diterima petani (lt) pada subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,77 persen. Kenaikan tersebut terjadi pada kelompok palawija sebesar 1,48 persen.
Sedangkan pada kelompok padi tercatat mengalami penurunan sebesar 0,04 persen. Sementara indeks harga yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen.
Kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga konsumsi rumah tangga (IHKP) 0,83 persen serta indeks biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,49 persen.
Adi Nugroho menambahkan harga gabah kering panen (GKP) tingkat petani di Bali sebesar Rp4.258,69 per kilogram pada bulan Februari 2017 menurun 1,77 persen dibanding bulan sebelumnya tercatat 4.334,28 per kilogram.
Sedangkan harga gabah pada tingkat penggilingan juga merosot 1,75 persen dari Rp4.399,38 menjadi Rp4.321,56 per kilogram. Meskipun harga gabah tingkat petani dan penggilingan di Bali menurun, namun masih berada di atas harga patokan pemerintah (HPP) yang berlaku sejak Mei 2015 untuk tingkat petani sebesar Rp3.700 per kilogram dan tingkat penggilingan Rp3.750 per kilogram.
Adi Nugroho menjelaskan dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali tersebut terdiri atas tiga subsektor mengalami penurunan dan dua subsektor meningkat.
Ketiga subsektor yang mengalami penurunan selain subsektor tanaman pangan juga hortikultura 1,10 persen dan tanaman perkebunan rakyat 0,59 persen.
Sedangkan dua subsektor yang mengalami peningkatan meliputi subsektor peternakan 0,11 persen dan subsektor perikanan 0,45 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)