Denpasar (Antara Bali) - Subsektor tanaman pangan yang meliputi padi dan palawija menyebabkan nilai tukar petani (NTP) di Bali turun 2,09 persen dari 104,64 persen pada bulan Februari 2017 menjadi sebesar 102,45 persen pada bulan Maret 2017.
"Penurunan tersebut paling tajam dibandingkan dengan empat subsektor lainnya yang mengalami kemerosotan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin.
Menurunnya andil subsektor tanaman pangan itu akibat indeks yang diterima petani (lt) merosot sebesar 2,18 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar petani (lb) menurun 0,09 persen.
Kemerosotan indeks yang diterima petani akibat menurunnya harga pada semua kelompok komoditas yang meliputi sayur mayur 2,29 persen, buah-buahan 2,12 persen dan tanaman obat 1,58 persen.
Adi Nugroho menambahkan, beberapa komoditas yang memberikan andil terhadap turunnya indeks yang diterima petani antara lain jeruk, cabai merah, tomat, pisang dan salak.
Sementara penurunan yang terjadi pada indeks harga yang harus dibayar petani akibat merosotnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,23 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat 0,35 persen.
Adi Nugroho menjelaskan, harga gabah kering panen (GKP) tingkat petani di Bali sebesar Rp4.150,90 per kilogram pada bulan Maret 2017, merosot 2,53 persen dibandingkan dengan bulan Februari 2017 yang tercatat 4.258,69 per kilogram.
Demikian pula harga gabah di tingkat penggilingan juga turun 2,42 persen persen dari Rp4.321,56 menjadi Rp4.217.01 per kilogram.
Meskipun harga gabah di tingkat petani dan penggilingan merosot, namun harga yang dinikmati petani masih di atas harga patokan pemerintah (HPP) yang berlaku sejak Mei 2015 untuk tingkat petani sebesar Rp3.700 per kg dan tingkat penggilingan Rp3.750 per kg.
Pemantauan harga gabah tersebut dilakukan di tujuh kabupaten di Bali yang meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Januari 2017.
Bali selama tahun 2016 mampu mencapai luas tanam padi hingga 156.000 hektare. dan tahun 2017 diharapkan dapat ditingkatkan menjadi 170.000 hektare tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini.
Adi Nugroho menjelaskan, subsektor hortikultura merupakan salah satu dari lima yang menentukan pembentukan NTP Bali yang terdiri atas empat subsektor mengalami penurunan dan satu subsektor yakni tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,05 persen.
Keempat subsektor yang mengalami penurunan selain tanaman pangan juga subsektor perikanan 0,64 persen, hortikultura 2,09 persen dan peternakan 0,84 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)
Pangan Sebabkan NTP Bali Turun 2,09 Persen
Senin, 24 April 2017 20:11 WIB