Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 1.012 penumpang yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tiba di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, menumpangi kapal Pelni Binaiya dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Awalnya saya mau ke Bali via udara, tapi Bandara Komodo sempat tutup karena dampak erupsi,” kata seorang penumpang dari Labuan Bajo Nana Roland saat tiba di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Jumat.
Kapal tersebut sandar di Pelabuhan Benoa, Denpasar pada Jumat sekitar pukul 04.30 Wita setelah berlayar dari Pelabuhan Marina, Labuan Bajo pada Rabu (13/11) pukul 21.00 Wita.
Ia mengalihkan moda transportasi ke laut menuju Bali mengingat Bandara Komodo sempat buka tutup akibat terdampak abu vulkanik sejak Sabtu (9/11).
Pria muda itu akhirnya mendapatkan tiket Kapal Motor (KM) Binaiya setelah sempat gagal mendapatkan tiket KM Tilongkabila untuk keberangkatan pada Senin (11/11), karena sudah kehabisan tiket.
“Untuk mendapatkan tiket pun harus antre satu setengah jam, karena saat itu banyak bule dan penumpang lain berburu tiket kapal,” ucapnya.
Ia mengungkapkan karena situasi yang mendesak dan penumpang yang padat, sejumlah penumpang diantaranya memanfaatkan lorong, teras samping dan kursi-kursi bagian luar untuk beristirahat
Sementara itu, Kepala Cabang Pelni Denpasar Arfah Yusuf menjelaskan KM Binaiya mengangkut 1.012 penumpang, sebanyak 410 orang diantaranya adalah penumpang asing.
Mereka berasal dari sejumlah negara di Eropa dan Asia yang mengalihkan moda transportasi ke laut, karena Bandara Komodo tutup akibat terdampak abu vulkanik erupsi gunung api di Kabupaten Flores Timur, NTT.
Arfah mengungkapkan jumlah penumpang yang diangkut itu meningkat signifikan dibandingkan rata-rata normal sekitar 200 orang dari kapasitas angkut mencapai 1.000 orang.
Kapal Pelni mencapai salah satu alternatif ketika Bandara Komodo sempat tutup, khususnya para wisatawan asing yang akan melanjutkan perjalanan dari Bali.
Hingga saat ini sejumlah bandara di Nusa Tenggara Timur terdampak abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.
Selain Bandara Komodo, beberapa bandara lain di Flores yang terdampak, di antaranya Bandara Hasan Aroeboesman Ende, Bandara Soa Bajawa, Bandara Frans Sales Lega Ruteng serta Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere.
Sementara itu, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali masih beroperasi normal dan tidak ada penutupan bandara.
Meski begitu, sejumlah maskapai penerbangan memutuskan untuk membatalkan jadwal penerbangan dari dan menuju Bali.
Pada Kamis (14/11) total pembatalan jadwal dari maskapai ada 11 penerbangan domestik dan 41 penerbangan internasional.