Denpasar (ANTARA) - Komunitas sosial di Bali mengembangkan ide wisata walking tour atau tur jalan kaki menelusuri kawasan-kawasan bersejarah.
Salah satu pendiri komunitas Kultara Ariz Maulanasyah, di Denpasar, Sabtu, mengatakan konsep wisata ini muncul saat melihat potensi kawasan bersejarah di Kota Denpasar yaitu area Gadjah Mada.
Mereka kemudian melakukan kajian, dan hari ini berkolaborasi dengan salah satu sekolah dasar untuk membawa siswa kelas 1, 2, dan 3 melakukan tur jalan kaki di area kerajaan Puri Pemecutan.
“Pertama siswa bisa belajar transportasi zaman dulu dengan naik dokar, belajar silsilah keluarga puri, belajar melihat potensi wisata dengan cara kids friendly, seperti sekarang mereka menggambar dan mewarnai untuk jadi poster wisata,” kata Ariz.
Ia mengatakan butuh waktu 6 bulan untuk menyiapkan walking tour, sebab mereka memerlukan riset mengenai tempat bersejarah dan rute yang akan dilalui.
Baca juga: Jalan Keliling Bali Tanpa Alas Kaki
Dalam konsep wisata ini, selain para siswa diajak berjalan mengelilingi tiap sudut kerajaan, mereka juga akan mengitari kawasan bersejarah Gadjah Mada menggunakan dokar atau kereta yang ditarik kuda.
Komunitas sosial yang digawangi anak-anak muda ini juga merekrut story teller atau pendongeng dari berbagai latar belakang, salah satunya guru taman kanak-kanak.
Para pendongeng ini yang akan menjadi pemandu dalam tur jalan kaki, sehingga selain mengembangkan ide wisata baru komunitas ini membentuk wadah belajar bagi masyarakat lokal yang ingin mengembangkan kemampuan di sektor pariwisata.
Kelompok yang hadir di Bali sejak 2021 ini bukan pertama kali melakukan tur di Denpasar, Ariz menyebut ini perjalanan kelima setelah sebelumnya sudah mencoba ide wisata serupa di objek bersejarah lain di kawasan Gadjah Mada.
“Jadi Puri Pemecutan ini perpanjangan rute sebelumnya, dimana yang pertama di Lapangan Puputan di Museum Bali temanya Perang Puputan, lanjut area Pasar Badung temanya awal mula perekonomian Denpasar, selanjutnya Puri Pemecutan ini,” ujarnya lagi.
Ariz mengatakan bisa memanfaatkan area puri yang sebelumnya tertutup ini berkat bantuan Dinas Pariwisata (Dispar) Denpasar yang akhirnya juga melirik potensi jenis wisata ini.
Kepala Dispar Denpasar Ni Luh Putu Riyastiti dikonfirmasi terpisah mengatakan ingin menggenjot wisata edukasi bersejarah serupa, yang dimulai dari program Kultara.
“Kami senang kalau ternyata banyak yang menyukai walking tour, tapi kami harus benahi lagi, sejalan dengan rencana penataan kawasan heritage Gadjah Mada, setelah ditata maka akan memperkaya lagi objek di sana,” ujarnya.
Setelah ini, Dispar Denpasar akan menentukan rute tur jalan kaki yang bisa dinikmati wisatawan, menurutnya lagi, wisatawan belum bisa dilepas tanpa pemandu jika kawasan ini belum ditata.