Denpasar (Antara Bali) - Kegiatan bazar emas yang digelar PT Pegadaian setiap hari Minggu pagi hingga sore, sangat diminati masyarakat dari berbagai daerah di Bali, khususnya yang berbentuk aneka perhiasan.
"Kegiatan bazar emas ini sudah berlangsung sejak tahun 2014. Peminatnya luar biasa banyak, khususnya yang menginginkan perhiasan kalung, gelang, cincin atau liontin," ujar Made Mariawan, Humas PT Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar, Kamis.
Bazar emas ini dilangsungkan setiap Minggu pukul 09.00 - 16.00 WITA di kantor PT Pegadaian Cabang Jl Thamrin, Denpasar. Peminatnya kebanyakan ibu-ibu dari berbagai daerah, karena harga perhiasan memang khusus.
"Kalau beli perhiasan di toko emas, tentu mata dari kalung atau gelang ikut dihitung. Lain kalau membeli perhiasan di bazar emas, mata berupa batu permata atau akik, tidak ada hitungan. Kecuali kalau mata perhiasan berwujud intan atau berlian, sudah pasti ikut dihitung," ujar Mariawan.
Bahkan, tidak hanya masyarakat atau ibu rumah tangga yang berminat membeli emas di kegiatan bazar, sejumlah makelar pun turut antusias membeli aneka perhiasan yang ditawarkan dan dipajang pada `show case` PT Pegadaian.
Miringnya harga di even bazar, menjadi pertimbangan utama sehingga perhiasan pada kegiatan itu banyak diminati penggemar emas dari berbagai daerah.
"Pada tahun 2015 lalu, nilai transaksi pernah mencapai Rp1,5 miliar. Padahal bazar hanya berlangsung sehari," ucap dia.
Dikatakan Mariawan, tingginya animo masyarakat waktu itu hingga mencapai nilai transaksi Rp1,5 miliar, dikarenakan banyak sekali jumlah dan kuantitas perhiasan emas yang dipajang untuk dijual.
Perhiasan emas yang dijual pada kegiatan bazar, berasal dari kepemilikan nasabah yang digadaikan dan mengalami kemacetan dalam proses mencicil. Jika ada kemacetan dan sampai tiga kali somasi tidak ada respon, maka PT Pegadaian berhak untuk menjual atau melelang ke publik.
"Tetapi belakangan sudah mulai menurun jumlah nasabah gadai emas yang macet, sehingga jumlah perhiasan emas yang dijual pada even bazar menjadi berkurang. Berkuranganya jumlah perhiasan, otomatis yang mengurangi pula nilai transaksinya," ujar Mariawan.
Keuntungan lain mendatangi bazar, lanjut dia, jika ada masyarakat yang menginginkan suatu perhiasan dan tidak memiliki uang untuk membeli secara tunai, maka tetap bisa mendapatkannya dengan sistem membayar uang muka saja.
"Setelah membayar uang muka, selanjutnya tinggal mencicil ke PT Pegadaian sampai jumlah uang sesuai harga perhiasan. Baru perhiasan diserahkan kepada nasabah. Ini yang membuat bazar diminati, karena tidak punya uang banyak pun, tetap bisa ikut bertransaksi," kata dia. (WDY)
