Singaraja (Antara Bali) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) II-B Kota Singaraja, Bali memberikan pelatihan keterampilan membuat batako kepada kalangan napi agar dapat mengembangkan usaha setelah keluar dari Lapas satu-satunya di Bali bagian utara itu.
"Para napi menjalani proses itu setengah waktu dari masa tahanan dalam satu hari sehingga diharapkan memiliki kemampuan dan ketrampilan membuat batako yang baik," kata Kepala Seksi Pembinaan dan Kegiatan Kerja, Lapas Singaraja, Gusti Agus Putra Mahendra, Sabtu.
Ia menjelaskan, sebelumnya dilakukan seleksi napi yang akan dilibatkan dalam pembuatan batako tersebut dan tidak diperkenalkan asal pilih napi.
Ia menambahkan, para napi terlibat benar-benar dan harus mau bekerja. Persyaratan belajar membuat batako kami nilai serius, napi dinilai rajin bekerja atau tidak.
Selain itu, Mahendra mengungkapkan, keterampilan membuat batako memberi kemampuan sebagai bekal napi dan mereka tidak jenuh di dalam ruang tahanan.
"Ini cukup ampuh buat napi, mereka supaya tidak jenuh dan memiliki kegiatan positif di dalam lapas. Selain batako, kami kembangkan kerajinan korek api dan bokor," demikian Mahendra.
Dikatakan pula, napi yang bekerja serius diketahui identitasnya. "Pembuatan batako ini sebenarnya agak di luar areal, tapi masih di lingkungan LP Kelas II B Singaraja, jangan malah si napi bekerja dan di situ mencoba kabur melarikan diri," papar Mahendra.
Saat ini, kata dia, terdapat dua napi bekerja mengerjakan batako dalam jumlah cukup banyak. Produksi batako dipasarkan ke toko-toko bangunan di wilayah kota dan pelosok desa kabupaten paling Utara Pulau Dewata itu.
Lebih lanjut, ia memaparkan pendapatan penjualan dibagi adil, napi diberi upah sesuai waktu bekerja. "Keuntungan dibagi melalui premi, dipotong biaya bahan dan operasional, setor ke kas negara, dan upah kepada napi bekerja," kata dia.
Sementara itu, jumlah warga binaan Lapas Kelas II-B Singaraja berjumlah 131 orang, dari total kapasitas 78 orang narapidana dan tahanan, untuk fasilitas 22 kamar.
Penghuni tahanan terdiri atas 63 orang napi dan 68 orang tahanan. Jumlah petugas di lapas mencapai 75 orang, mereka menjaga keamanan satu berbanding 20 orang dimana satu regu penjaga tujuh petugas lapas. (WDY)