Singaraja (Antara Bali) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buleleng, Bali, mencatat sebanyak 138 tenaga kerja (naker) Republik Rakyat Tiongkok bekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang.
"Data itu menambah jumlah pekerja asing secara keseluruhan, sehingga menjadikan Buleleng sebagai daerah dengan pekerja asing terbanyak di Bali setelah Kabupaten Badung," kata Kadisnakertrans Buleleng Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan di Singaraja, Senin.
Ia menuturkan, sebelumnya pihaknya sempat mengalami kesulitan menertibkan pekerja asing di Bali Utara karena mengurus IMTA ke pemerintah pusat melalui Pemprov Bali.
"Perda IMTA di Buleleng baru terbit dan berlaku pada 2014 lalu, sedangkan pekerja Tiongkok di Celukan Bawang telah bekerja sejak 2007, jadi, kewalahan mengurus ke pusat, sehingga pendataannya pun tidak maksimal," kata dia.
Ia menjelaskan, melalui penerapan Perda No. 4 Tahun 2014 tentang izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA), pihaknya lebih selektif mendata pekerja dengan melakukan pemeriksaan rutin ke beberapa perusahaan lokal yang mempekerjakan pekerja asing.
Lebih lanjut, Dwi Priyanti menambahkan, pihaknya saat ini fokus mengantisipasi serbuan pekerja asing dengan mewajibkan melaporkan identitas lengkap ke kantor Dinas setempat.
"Pekerja asing di Buleleng wajib dilaporkan perusahaan tempatnya bekerja atau pihak bersangkutan yang melakukan pelaporan secara pribadi," tambahnya.
Menyinggung PLTU Celukan Bawang, Dwi Priyanti mengungkapkan, sejak pertama kali berdiri, jumlah pekerja lokal dan asing di PLTU pertama di Bali itu mencapai 1.300 orang.
"Jadi, di sana juga ada naker lokal, sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih agar perusahaan setempat lebih mengutamakan pekerja lokal mesti perusahaan dimiliki orang asing," katanya.
Untuk itulah pihaknya selalu berkordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan, memperketat kriteria pekerja asing di daerah itu, termasuk di dalam usaha melindungi tenaga kerja lokal.
"Kita akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015, jadi, pekerja lokal harus diutamakan agar dapat bersaing dengan pekerja asal negara lain," kata dia. (WDY)