Denpasar (Antara Bali) - Hasil kerajinan industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) di Bali cukup diminati wisatawan mancanegara maupun nusantara yang banyak membeli cinderamata itu seusai menikmati liburan di Pulau Dewata.
"Larisnya produk IMK disamping menembus pasaran ekspor memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan IMK sebesar 5,53 persen pada triwulan II-2015," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, pertumbuhan IMK pada triwulan II-2015 ini mengalami pertumbuhan positif dibanding triwulan I-2015 yang tumbuh hanya sebesar 2,19 persen.
Secara periode triwulanan (q-to-q) dari 15 jenis industri yang merupakan hasil olahan survei industri mikro dan kecil pada triwulan II-2015 terdapat dua kontributor utama yang menyumbangkan pertumbuhan tertinggi di atas sepuluh persen.
Dua kontributor tersebut meliputi jenis industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang tumbuh sebesar 36,09 persen. Produk jenis industri itu berupa pupuk dan sabun dengan sentra produksi wilayah sampel di Kabupaten Gianyar dan Karangsem serta industri furnitur tumbuh 10,18 persen.
Panasunan Siregar menambahkan, sebaliknya terdapat satu jenis industri yang mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) di atas lima persen yakni industri mesin dan perlengkapan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain sebesar minus 7,55 persen.
Oleh sebab itu pelaku IMK di Bali kini dihadapkan sejumlah tantangan antara lain pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan sama yang berlaku umum di tingkat pusat.
Panasunan Siregar menjelaskan, kebijakan dan strategi yang dikembangkan haruslah mengakomodir dan sesuai dengan spisifikasi yakni kondisi yang dibutuhkan oleh daerah bersangkutan di Pulau Dewata.
Oleh sebab itu permasalahan daerah memerlukan solusi kedaerahan. Wewenang yang selama ini dipegang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah daerah untuk menangani masalah-masalah di daerah.
Dalam kaitan tersebut strategi pembangunan daerah harus dilakukan secara terpadu antara berbagai unsur terkait dengan masyarakat di daerah.
Panasunan Siregar mengingatkan, kebijakan dan strategi yang dikembangkan harus menggunakan sumber daya lokal yang efisien, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya.
Demikian pula masyarakat sebagai pelaku ekonomi harus bekerja sama meningkatkan nilai sumber daya setempat. Oleh sebab itu perlu menjadi perhatian bahwa peran IMK yang sangat strategis untuk menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. (WDY)
Hasil Kerajinan IMK Bali Diminati Wisman
Sabtu, 22 Agustus 2015 11:25 WIB