Denpasar (Antara Bali) - Produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) di Bali pada triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan sebesar 5,60 persen (q-to-q) jika dibandingkan triwulan VI-2016, atau melebihi pertumbuhan nasional yang tercatat 2,44 persen.
"IMK Bali secara periode tahunan (y-on-y) pada triwulan I-2017 tumbuh positif 12,69 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama 2016, bahkan angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional yang hanya 6,63 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Ir Adi Nugroho MM di Denpasar, Rabu.
Sementara itu, produksi yang dihasilkan perusahaan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada triwulan I-2017 (q-to-q) tumbuh negatif minus 0,14 persen atau berada di bawah pertumbuhan secara nasional yang tumbuh positif sebesar 0,86 persen pada periode yang sama.
Jika dilihat secara tahunan (y-on-y), produksi yang dihasilkan usaha/perusahaan IBS di Bali pada triwulan I-2017 tercatat tumbuh 0,66 persen, namun masih di bawah level nasional yang tumbuh sebesar 4,33 persen.
Adi Nugroho mengingatkan, IMK mempunyai peranan penting dalam memacu dan mempercepat pembangunan daerah di era otonomi daerah yang semakin nyata dan strategis.
Oleh sebab itu, komponen masyarakat dan pelaku usaha IMK di Bali akan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal.
Dalam memacu IMK perlu upaya memecahkan masalah yang tidak dapat dilakukan dengan kebijakan yang sama berlaku umum di tingkat pusat, karena itu kebijakan dan strategi yang dikembangkan harus mengakomodasi atau sesuai dengan kondisi daerah bersangkutan.
Untuk itu, wewenang yang selama ini dipegang pemerintah pusat harus dapat diberikan kepada pemerintah daerah guna menangani masalah-masalah di daerah bersangkutan.
"Selain itu, pembangunan daerah harus dilakukan bersinergi antara berbagai unsur dengan masyarakat di daerah bersangkutan," kata Adi Nugroho.
Ia mengatakan kebijakan dan strategi yang dikembangkan harus menggunakan sumber daya lokal yang efisien, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya budaya.
Lintas pelaku di dalam masyarakat harus dapat bekerja sama untuk meningkatkan nilai sumber daya, sekaligus mendapat dukungan masyarakat dan semua pihak, bahwa IMK strategis untuk menciptakan tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (WDY)