Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali melakukan berbagai upaya untuk mendorong pengembangan industri manufaktur mikro dan kecil (IMK), salah satunya dengan meluncurkan program jaminan kredit daerah (Jamkrida) Bali Mandara.
"Program Jamkrida Bali Mandara merupakan wujud nyata beberpihakan Pemerintah terhadap perkembangan usaha mikro kecil menengah dan koperasi (UMKMK)," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, melalui pemberian jaminan kredit yang mempunyai usaha secara layak dan dibiayai perbankan, namun kesulitan akses perbankan akibat tidak miliki anggunan untuk jaminan bank.
Masalah jaminan selama ini menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan pertumbuhan IMK di Bali. Permasalahan klasik tersebut sangat mempengaruhi gerak ekonomi kreatif IMK sehingga sulit berkembang.
Panasunan Siregar menambahkan, kearifan lokal pariwisata Bali memberikan dampak positif terhadap eksistensi IMK untuk berperan secara maksimal dalam menambah daya pikat industri kreatif.
Dengan adanya program Jamkrida Bali Mandara diharapkan membawa angin segar bagi pertumbuhan produksi IMK di Pulau Dewata sebagai salah satu lokomotif perekonomian.
Panasunan Siregar mengingatkan, cukup banyak produk kerajinan Bali yang dapat diproduksi oleh IMK seperti berbagai jenis matadangan yang dipajangkan oleh pasr Oleh-oleh di Bali yang tidak pernah sepi dari pengunjung wisatawan dalam negeri.
Hal itu mengindikasikan bahwa kerajinan Bali sangat diminati, terlebih dengan cukup prospektifnya pasar dalam negeri. Aneka jenis produk yang dihasilkan IMK juga sangat diminati wisatawan mancanegara dalam liburannya di Pulau Dewata.
Panasunan Siregar menambahkan, produksi IMK di Bali tumbuh sebesar 5,53 persen selama triwulan II-2015, lebih tinggi dibanding pertumbuhan secara nasional yang tercatat 5,09 persen.
IMK Bali pada triwulan II-2015 yang tumbuh cukup signifikan itu dibandingkan dengan triwulan I-2015 (q-to-q). Pertumbuhan IMK dilihat secara periode tahunan (y-on-y) tumbuh positif sebesar 20,96 persen dibanding triwulan yang sama tahun 2014.
Peranan IMK dalam memacu dan mempercepat pembangunan daerah pada era otonomi dewasa ini semakin nyata dan strategis, ujar Panasunan Siregar.(WDY)