Denpasar (Antara Bali) - Penjual makanan dan minuman berbuka puasa atau "takjil" di wilayah Kampung Jawa, Jalan Ahmad Yani Selatan, Denpasar, mengaku meraup untung besar selama bulan suci Ramdhan.
"Selama bulan puasa, setiap harinya saya mampu menjual lebih dari 100 cup es blewah dan meraup untung kisaran Rp250 ribu per harinya," ujar Hamidah, salah seorang penjual takjil di Kampung Jawa, Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, saat bulan suci Ramadhan tiba, menjadi berkah bagi keluarganya untuk berani berjualan berbagai jenis minuman takjil yang dikonsumsi tidak hanya masyarakat Muslim saja. Namun, dari berbagai kalangan masyarakat yang tidak merayakan puasa.
Hamida menerangkan, modal awal untuk membeli bahan minuman berbuka puasa itu, tidak lebih dari Rp200 ribu, dan keuntungan dari hasil penjualan minuman takjil tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Minuman takjil yang saya jual selalu habis diserbu pembeli karena tidak menggunakan pemanis buatan," ujarnya.
Selain menjual es blewah, Hamidah juga menjual es teler yang juga banyak diminati oleh kalangan masyarakat Denpasar yang sedang melewati kawasan Jalan Ahmad Yani itu.
Hal senada diungkapkan Nurul, salah seorang pedagang makanan dan minuman takjil di wilayah setempat yang mengaku dalam sehari meraup untuk Rp350 ribu per harinya.
"Selain menjual minuman, saya juga menjual berbagai macam makanan untuk berbuka puasa," ujar Nurul.
Ia menjelaskan, makanan berbuka puasa yang paling digemari masyarakat yakni kolak dengan harga Rp4.000, es buah Rp4.000, sate sapi dan ayam (satu tusuk Rp2.000), pepes ayam Rp3.000, botok Rp2.000, pastel Rp2.000, resoles Rp2.000 dan berbagai macam kue lainnya.
Nurul mengatakan harga makanan yang dijualnya sangat terjangkau masyarakat, dan bahan makanan yang digunakan tidak mengandung zat yang berbahaya.
"Bila habis terjual, saya bisa membawa pulang uang Rp700 ribu per harinya. Namun, terkadang juga Rp500 per hari selama bulan puasa ini," ujarnya. (WDY)