Denpasar (Antara Bali) - "Senderan" atau tepian Sungai Badung, Denpasar, banyak yang mengalami longsor akibat hujan deras mengguyur sejumlah wilayah di Bali dalam beberapa hari terakhir.
"Selama hujan deras yang mengguyur Denpasar beberapa hari terakhir ini, kini sudah tujuh titik lokasi senderan yang ambrol," ujar Anak Agung Alit Putra, tokoh masyarakat dari Padangsambian Kauh, di Denpasar, Senin.
Ia menambahkan, selain tujuh titik itu, diperkirakan ratusan meter senderan lainnya terancam hal serupa. "Kondisi ini tentu meresahkan bagi warga yang berada di sekitar kawasan senderan," katanya.
Penyebab terjadinya kerusakan tersebut, lanjut Agung, disinyalir akibat tidak adanya pondasi senderan sungai itu. Hilangnya pondasi senderan itu diduga terjadi setelah Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali melakukan pengerukan sungai beberapa waktu lalu.
"Sampai saat ini belum ada penanganan dari pihak terkait secara maksimal, padahal jika terus dibiarkan senderan ini bisa jebol dan bisa mengancam keberadaan warga sekitarnya," ujarnya.
Agung mengatakan, pihaknya mendesak Dinas PU Bali untuk memprioritaskan perbaikan senderan yang rusaK itu. Sebab, hingga saat ini perbaikan yang dilakukan masih sebatas tambal sulam saja.
Bahkan, perbaikan untuk senderan yang jebol dan merusak akses jalan, lanjut Agung, hanya dilakukan penanganan darurat dengan membuat bronjong.
Sementara itu, Dinas PU Kota Denpasar yang turun ke lokasi menemukan ada sekitar tiga titik senderan yang mengalami kerusakan parah.
Menurut Plt Kabid Pengairan Dinas PU Kota Denpasar IGN Putra Sanjaya, dari tiga titik senderan yang ambrol itu, kerusakannya mencapai 37 meter.
"Saat ini sudah ada penanganan darurat dengan membangun bronjong di lokasi senderan yang jebol," ujarnya.(*)