Jakarta (Antara Bali) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan asumsi pertumbuhan ekonomi yang baru disepakati pemerintah dengan Komisi XI DPR sebesar 5,7 persen, sudah mencerminkan kondisi perekonomian global yang masih mengalami pelambatan.
"Saya melihat pemerintah dengan menyetujui pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari 5,8 persen, itu sudah mencerminkan bahwa pemerintah paham bahwa ekonomi dunia memang ada koreksi dan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya seusai rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Senin malam.
Agus mengatakan pemerintah masih bisa mendorong pertumbuhan lebih tinggi dengan melakukan pembenahan struktural dari sektor belanja, apalagi pemerintah telah mendapatkan ruang fiskal memadai dari realokasi belanja subsidi energi.
"Faktor dalam negeri yang harus diwaspadai adalah apakah sumber pengeluaran pemerintah bisa efektif dan realokasi belanja subsidi untuk pembangunan infrastruktur sudah bisa direalisasi. Ini sangat bergantung dari pemilihan proyek pemerintah, supaya bisa diselesaikan pada 2015," katanya.
Selain itu, kata Agus, Indonesia bisa mendapatkan momentum dari perbaikan iklim investasi yang dilakukan pemerintah, karena sektor ini selalu memberikan kontribusi dan menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi selain konsumsi rumah tangga.
"Kalau keputusan tentang PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) bisa direalisasi, dampaknya akan bagus sekali, dan itu merupakan langkah-langkah reformasi struktural yang telah ditunggu," ujarnya.
Namun, faktor eksternal masih dominan dalam menekan pertumbuhan ekonomi nasional, terutama sektor ekspor yang masih mengalami perlemahan karena harga komoditas global sedang menurun dan negara tujuan ekspor mengalami kelesuan.
"Harga komoditas ternyata masih cukup tertekan di 2015, ini nantinya akan berdampak kepada nilai ekspor dan pajak yang diterima dalam rangka kegiatan ekspor. Jadi, kontribusi ekspor ke pertumbuhan ekonomi seharusnya dikelola dengan baik," kata Agus.
Pemerintah bersama Komisi XI DPR RI sepakat untuk menurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam draf RAPBN-Perubahan 2015 dari usulan sebelumnya sebesar 5,8 persen menjadi 5,7 persen, karena proyeksi ekonomi global terus mengalami revisi penurunan target. (WDY)
BI: Pertumbuhan 5,7 Persen Sesuai Kondisi Global
Selasa, 27 Januari 2015 7:47 WIB