Washington (Antara Bali) - Peretas semakin sering menargetkan telepon seluler (ponsel) untuk mengetahui informasi rekening bank korban dan mencuri uang, ungkap para peneliti keamanan pada Selasa.
Laporan gabungan dari Kaspersky Labs bersama Interpol menemukan bahwa 60 persen program jahat yang menargetkan perangkat Android antara Agustus 2013 hingga Juli 2014 dirancang untuk mencuri uang atau info perbankan.
Laporan tersebut berfokus pada Android, yang menyumbang sekitar 85 persen pasar perangkat seluler dan 98 persen perangkat lunak jahat atau malware seluler.
Sama seperti operasi online lain, para peretas berpindah ke perangkat seluler karena lebih banyak pengguna mengakses Internet dari perangkat tersebut.
Survei terhadap para pengguna yang didaftar oleh Kaspersky menemukan bahwa lebih dari 588.000 pengguna Android di seluruh dunia menghadapi serangan malware finansial, enam kali lebih tinggi dari 12 bulan sebelumnya.
“Mudah dipahami mengapa penjahat cyber menciptakan begitu banyak program jahat yang menargetkan perangkat Android: saat ini, smartphone semakin sering digunakan sebagai sarana untuk membayar barang dan jasa secara online,†ungkap laporan tersebut.
“Beberapa aplikasi dapat dipasang melalui Google Play serta pihak ketiga seperti Amazon App Store. Aplikasi pihak ketiga menimbulkan ancaman keamanan bagi pengguna yang memungkinkan pemasangan aplikasi dari sumber yang belum diverifikasi. Paket yang belum terverifikasi ini mungkin membawa malware yang akan terpasang ke sebuah perangkat tanpa izin atau sepengetahuan pengguna.â€