Surabaya (Antara Bali) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyematkan brevet kehormatan dan baret hitam kepada 29 gubernur se-Indonesia atas dedikasi dan pengabdiannya sebagai mitra pertahanan negara TNI serta sekaligus sebagai penegakan menjadi keluarga besar TNI.
Dalam penyematan brevet kehormatan dan baret hitam kepada para gubernur itu, Panglima TNI didampingi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, KSAL Laksamana TNI Marsetio dan KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia melalui upacara militer di Dermaga Ujung Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Ke-29 gubernur yang disemat brevet kehormatan mitra pertahanan negara itu, antara lain, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Gubernur Jatim Soekarwo, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang, Gubernur Papua Lukas Enembe, Plt Gubernur Banten Rano Karno, Gubernur Sulawesi Selatan Syahril Yasin Limpo.
Sementara lima gubernur lainnya, seperti Plt. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi, Gubernur Kaltim Awang Faroek dan Gubernur Riau Annas Maamun berhalangan hadir.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dalam amanatnya mengatakan, konsep pertahanan negara yang bersifat semesta merupakan salah satu strategi perang yang dimiliki TNI dengan mendayagunakan serta melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya yang dipersiapkan secara dini oleh pemerintah, sehingga diharapkan memiliki kekuatan daya tempur optimal.
"Oleh karena itu diperlukan usaha bersama segenap komponen bangsa Indonesia guna meningkatkan kemampuan dalam sistem pertahanan negara melalui pertahanan wilayah, sehingga sekalipun ancaman terjadi terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, maka Indonesia akan tetap utuh," tuturnya.
Menurut dia, peningkatan pertahanan negara itu bisa dilakukan dengan mengoptimalkan daerah pangkal perlawanan di setiap provinsi.
Tugas memberdayakan wilayah pertahanan di daerah-daerah, kata dia, dilaksanakan oleh semua kekuatan TNI dalam bentuk komando kewilayahan tertinggi di jajaran TNI hingga tingkat terbawah, seperti koramil dan Babinsa. Hal itu tentunya senada dengan tugas Pemda dalam menyiapkan potensi daerah menjadi kekuatan pertahanan.
Sebelum pemberian brevet, para gubernur seluruh Indonesia mengikuti latihan matra udara dengan materi mobil udara menuju lapangan Ambalat dengan menggunakan Helikopter Super Puma, Helly MI-17 dan Helly Bell TNI AL.
Selanjutnya melaksanakan latihan matra darat materi menembak pistol jarak 15 meter dan dilanjutkan latihan Matra Laut dengan melaksanakan materi Raid Amphibi.
"Penyematan baret dan brevet TNI kepada Gubernur seluruh Indonesia ini setelah mengikuti simulasi kegiatan latihan tiga angkatan meliput AD, AL dan AU. Simulasi latihan ini adalah suatu gambaran kegiatan TNI dalam menjalankan tugas latihan maupun tugas operasi," ujar Moeldoko.
Menurut dia, tugas pemberdayaan wilayah pertahanan, baik di darat laut maupun udara diarahkan untuk fungsi pertahanan dan keamahanan, serta mendukung pemerintah dalam penataan wilayah, yang diorientasikan guna mencapai kesejahteraan, melalui pendekatan nirmiliter yang terpadu dengan pendekatan militer.
"Dalam kaitan tersebut, dan dalam kaitan kepentingan keamanan serta kesejahteraan dan pertahanan negara, para gubernur menjadi mitra strategis TNI dalam konteks pertahanan daerah," ucapnya.
Moeldoko berharap brevet kehormatan dan baret hitam yang dikenakan oleh para Gubernur pemerintah daerah menjadi pengikat kesatuan usaha TNI bersama pemerintah daerah dalam membangun daerah dan menghadapi berbagai ancaman, baik pada aspek keamanan guna menghadapi ancaman yang menganggu kedaulatan maupun ancaman kemiskinan dan kebodohan yang dapat menurunkan nilai kesejahteraan rakyat. (WDY)