Jakarta (Antara Bali) - Pengrajin mobil asal Yogyakarta, Kupu-Kupu
Malam, mengaku masih sangat membutuhkan dukungan dan fasilitas, terutama
dari pemerintah dalam mengembangkan mobil-mobil buatannya.
Selain fasilitas dan dukungan, di Indonesia perlu ada acuan jelas mengenai pengembangan teknologi mobil listrik tersebut.
"Di
Indonesia, ini adalah teknologi baru, dan kami tidak punya contoh untuk
mempelajari teknologi baru tersebut," kata perwakilan manajemen
Kupu-Kupu Malam, Kunto Wibisono, disela pameran IIMS 2014, Selasa.
Dalam ajang IIMS, Kupu-Kupu Malam memamerkan mobil listrik buatan tangan (hand made) Selo, yang didesain menyerupai mobil sport.
"Hand
made di sini artinya proses pembuatan kami lakukan dengan manual, mulai
dari modelling chasis dari clay sampai pengecatan dilakukan manual,"
kata Kunto Wibisono
"Ini masih produk pertama, jadi mesin dan
beberapa komponen masih kami impor dari Amerika. Namun, untuk bagian
lain menggunakan produk dari Indonesia," katanya.
Kupu-Kupu Malam melakukan hampir keseluruhan proses pengerjaan, mulai dari proses desain, body, interior dan pengecatan.
"Mobil ini diselesaikan dalam waktu tujuh bulan, mulai dari awal sampai finishing dan dapat digunakan," katanya.
Mobil
listrik Selo merupakan salah satu proyek yang proses risetnya didanai
oleh Dahlan Iskan--sekarang Menteri BUMN--, sebagai salah satu upaya
mewujudkan produksi mobil listrik nasional.
Keunggulan dari mobil listrik ini adalah ramah lingkungan dan biaya produksinya yang murah.
"Biaya produksi untuk membuat mobil listrik ini rendah jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak," kata Kunto.
Saat
ini mobil listrik Selo masih dalam tahap pengembangan prototype dan
teknologi, belum mengarah pada produksi dalam jumlah yang besar. (WDY)
Kupu-Kupu Malam yang Butuh Dukungan
Rabu, 24 September 2014 8:37 WIB
Biaya produksi untuk membuat mobil listrik ini rendah jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak,"