Jakarta (Antara Bali) - Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis
premium dan solar sebesar Rp500 per liter sejak 1 April 2016 ternyata
belum tentu akan mendongrak penjualan mobil di Tanah Air.
Henry
Tanoto Wakil Presiden Direktur Toyota Astra Motor mengatakan belum
merasakan pengaruh positif dari penurunan harga tersebut.
"Penurunan
BBM tentu saja ada manfaatnya, tapi sejauh ini belum dirasakan industri
otomotif," kata Henry Tanoto saat ditemui di Indonesia International
Motor Show (IIMS), JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis kemarin.
Hendra
Noor Saleh Direktur Dyandra Promosindo selaku penyelenggara IIMS 2016
pun menjelaskan bahwa penurunan harga BBM bukanlah faktor utama
pendongkrak penjualan otomotif.
"Penurunan BBM hanya akan menjadi
salah satu faktor orang membeli mobil, tapi bukan faktor utama," jelas
Hendra saat ditemui di IIMS.
"Faktor utamanya kembali pada kemampuan masyarakat terkait pertumbuhan ekonomi," jelas dia.
Hendra
menjelaskan faktor lain yang juga penting dalam meningkatkan penjualan
adalah strategi marketing dan kesiapan agen pemegang merek (APM) untuk
selalu menyiapkan produk baru.
"Faktor penting lainnya adalah
produk yang ditawarkan. Kalau produknya baru, berteknologi canggih, dan
modelnya mantap maka akan menjadi stimulus untuk calon pembeli," kata
dia.
"Coba lihat Toyota Fortuner atau Mitsubishi Pajero yang
baru, sudah ribuan pemesan karena model dan teknologinya baru," jelas
dia.
Pameran otomotif IIMS 2016 diharapkan mampu meningkatkan
nilai transaksi dari Rp1,6triliun pada 2015 menjadi Rp2triliun pada 2016
sekaligus mendorong angka penjualan mobil di pasar nasional. (WDY)
Harga BBM Turun Belum Pengaruhi Penjualan Otomotif
Jumat, 8 April 2016 14:35 WIB