Denpasar (Antara Bali) - Subsektor utama yang mendorong naiknya nilai tukar petani (NTP) di daerah Bali hingga 2,17 persen pada Juli 2014 adalah hasil tanaman perkebunan rakyat yang tersebar di daerah perdesaan Pulau Dewata.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Sabtu membenarkan bahwa harga hasil perkebunan rakyat di tingkat petani di perdesaan membaik terutama yang menjadi matadagangan ekspor.
Adanya kenaikan harga hasil perkebunan di tingkat petani tersebut tentu akan membawa perbaikan kesejahteraan masyarakat di daerah pedesaan, seperti kopi jenis arabika pada Minggu II Agustus 2014 menjadi Rp52.000 per kg, naik jika dibandingkan akhir Maret hanya Rp35.000 pr kg.
Sementara kopi jenis robusta naik dari Rp25.000 menjadi Rp26.500 per kg. Kakao hasil perkebunan rakyat Bali juga mengalami kenaikan dari Rp34.200 menjadi Rp37.500 per kg, penambahan nilai jual tersebut cukup berarti bagi masyarakat pekebun di daerah pedesaan.
Vanili kering yang sudah siap ekspor masih tetap stabil yakni Rp100.000 per kg sepanjang tahun 2014, dan Bali sendiri baru memperdagangkan kopi, kakao dan vanili ke pasar antarbangsa dengan perolehan devisanya cukup bagus.
Dewa Made Buana mengakui, kakao produksi petani daerah ini baru memulai memasuki pasar ekspor dengan tujuan utama adalah konsumen Amerika Serikat, Australia dan Jerman tentu dalam jumlah masih terbatas yakni masih dalam belasan ton per bulan.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali melaporkan bahwa realisasi perdagangan luar negeri berupa kakao baru tercatat sebanyak 29,3 ton yang dikapalkan ke pasar ekspor dengan harga 284.472 dolar AS selama tiga bulan I-2014.
Perolehan devisa tersebut ternyata mampu menyalip dari hasil perdagangan Kopi Bali yang selama ini sudah memasuki pasar mancanegara terutama ke Jepang, Perancis dan Negara Eropa lainnya yang hanya 238.757 dolar hasil pengapalan 5.382 dolar.
Masuknya Kakao ke pasar ekspor menyababkan perolehan devisa dari sektor perkebunan Bali mencapai 523.644 dolar selama Januari-Maret 2014, atau bertambah 180 persen jika dibandingkan hasil perdagangan periode sama sebelumnya hanya 187.385 dolar.
Adanya kenaikan harga hasil perkebunan di daerah perdesaan menyebabkan NTP petani Bali berada di atas rata-rata nasional yakni tercatat 105,14 persen pada Juli 2014, jika dibandingkan dengan nasional yang sebesar 102,12 persen. (WDY)
Hasil Perkebunan Naikkan NTP Bali
Sabtu, 16 Agustus 2014 11:29 WIB