Badung, Bali (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Bali, mencatat nilai tukar petani (NTP) setempat pada tahun 2024 mencapai 117, atau meningkat dari data NTP 2023 sebesar 112.
"Kenaikan ini menunjukkan adanya kemajuan signifikan dalam kesejahteraan petani di Badung," ujar Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana saat meluncurkan hasil survei NTP dan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) daerah setempat pada tahun 2024 di Mangupura, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Menurut dia, peningkatan tersebut tidak terlepas dari berbagai program kebijakan Pemerintah Kabupaten Badung, yang berhasil menekan biaya produksi petani sekaligus meningkatkan pendapatan mereka.
Wijana menegaskan NTP merupakan indikator penting dalam mengukur tingkat kesejahteraan petani, dan menjadi salah satu target kinerja dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Badung 2001—2026.
Nilai tukar petani, lanjut dia, adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani dari hasil produksi pertanian dengan indeks harga yang harus dibayar petani untuk kebutuhan produksi dan konsumsi.
"Jika NTP berada di atas angka 100, itu menunjukkan petani memperoleh keuntungan dari usahanya," kata dia.
Kadis Pertanian dan Pangan Badung menjelaskan bahwa survei NTP/NTUP setiap bulan selama 1 tahun penuh mencakup berbagai subsektor seperti tanaman pangan, peternakan, dan perikanan.
Data yang dikumpulkan kemudian diolah untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai kesejahteraan petani di Badung. Selain NTP, hasil survei juga menghasilkan nilai NTUP yang menggambarkan kelayakan usaha pertanian secara umum.
Ia mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus merancang program-program yang meringankan beban petani dan mendorong peningkatan nilai NTP dan NTUP pada masa mendatang.
"Kami berharap capaian NTP dan NTUP ini terus meningkat agar budaya agraris yang menjadi khas masyarakat Badung dapat terus lestari," pungkas Wayan Wijana.
Baca juga: Pemkab Jembrana bantu dana KUD agar jaga harga gabah petani
Baca juga: Presiden Prabowo: Tanpa petani maka tak ada NKRI
Baca juga: BBMKG minta petani tampung air antisipasi kemarau di Bali