Jakarta (Antara Bali) - Silang pendapat soal Musyawarah Nasional (Munas)
sebelum Oktober 2014 atau April 2015 bukan hal luar biasa bagi Golkar,
kata Wakil Bendahara Umum Golkar, Bambang Soesatyo di Jakarta, Minggu.
Dia
melanjutkan, ibarat perusahaan, Golkar adalah perusahaan terbuka dan
bukan 'partai keluarga' yang dipimpin bapak-anak atau ibu-anak sehingga
tidak tabu dalam berbeda pendapat.
"Jadi, keliru kalau ada yang
menilai Golkar bakal pecah atau terbelah. Meski saat ini turbelensi
politik di tubuh Golkar tengah naik turun. Saya berkeyakinan usai
pelantikan presiden dan pengumuman kabinet baru Oktober 2014 mendatang,
suhu politik partai Golkar bakal mereda," kata Bambang di Jakarta,
Minggu.
Dia menambahkan, sah-sah saja mengatakan jika Munas tidak
diselengggarakan pada September atau Oktober 2014, maka kepengurusan
DPP ilegal.
Namun tidak bisa disalahkan pula jika ada yang
menilai desakan Munas sebelum Oktober 2014 adalah demi memburu jabatan
untuk memperoleh kursi menteri.
"Alasannya mudah ditebak. Jika
Munas diselengggarakan 2015 maka sudah ketinggalan kereta dan tidak ada
gunanya, karena kabinet sudah diumumkan oleh presiden terpilih," ujar
dia.
Bambang mengatakan sebaiknya elite, tokoh dan pimpinan
Golkar tidak menjadikan Munas Golkar sebagai alat menaikkan nilai tawar
untuk memperoleh kekuasaan atau jabatan dalam pemerintahan baru nanti.
"Menyusun
kekuatan dengan menjaga persatuan dan kesatuan untuk memenangkan Pemilu
2019 jauh lebih penting dan terhormat, ketimbang cakar-cakaran hanya
sekadar memperebutkan kursi menteri tanpa harga diri," kata anggota
Komisi III DPR RI ini. (WDY)
Keliru Sebut Golkar Bakal Pecah
Minggu, 10 Agustus 2014 12:36 WIB