PT. PLN (Persero) dengan programnya PLN Peduli bekerja sama dengan Yayasan Kaki Kita Senusantara (YKKS) memberdayakan penyandang disabilitas melalui pemberian bantuan alat produksi kaki palsu.
Dukungan PLN yang merupakan kali kedua ini ditunjukkan dengan penyerahan alat produksi kaki palsu secara simbolis oleh Senior Manager Komunikasi dan Umum PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali Hamidi Hamid kepada Ketua YKKS I Made Aditiasthana di Lokasi Workshop YKKS di Desa Bengkala, Buleleng, Bali.
Hamidi di Denpasar, Selasa, menyampaikan bantuan yang diberikan merupakan bentuk kepedulian PLN kepada para disabilitas setelah pada 2023 PLN memberikan bantuan berupa alat produksi furnitur yang memanfaatkan limbah plastik.
“Bantuan kali ini merupakan penyaluran tahap dua, berupa bantuan sarana produksi pembuatan kaki palsu karya difabel yang digunakan untuk melengkapi set rehabilitasi dan peralatan pendukung lainnya sehingga dapat menunjang kualitas dan kuantitas pembuatan kaki palsu,” katanya.
Hamidi berharap melalui program pemberdayaan ini para disabilitas benar-benar merasakan manfaatnya, serta kesejahteraan ikut terdongkrak dan kemandirian difabel dalam berkarya juga terwujud.
Baca juga: PLN Bali berikan santunan ke anak yatim piatu dan dhuafa
Baca juga: PLN Bali berikan santunan ke anak yatim piatu dan dhuafa
Produksi kaki palsu yang dilakukan YKKS ini tak hanya bertujuan memberdayakan masyarakat setempat khususnya penyandang disabilitas, tetapi sekaligus juga berupaya untuk melestarikan lingkungan dengan memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan baku pembuatan kaki palsu.
Made Adit selaku Ketua YKKS menuturkan, yayasan yang ia pimpin ini berkutat pada permasalahan yang ada di masyarakat khususnya penderita diabetes dengan luka pada kaki.
“Kami menemukan dua permasalahan utama yang dialami oleh penderita diabetes yakni ekonomi yang rendah karena mereka jadi tidak bisa bekerja, yang kedua adalah 15 persen dari orang tua diabetes itu mengalami amputasi. Dari permasalahan inilah kami membuat kaki palsu,” katanya.
Namun, menurut dia, masalah belum selesai, karena mereka membutuhkan pekerjaan. Atas dasar pertimbangan tersebut tercetus program pemberdayaan disabilitas untuk disabilitas dengan melakukan pelatihan pembuatan kaki palsu sehingga mereka bisa saling menolong.
"Ini yang kami ingin lakukan, yakni bagaimana kita bisa mendorong dan memfasilitasi disabilitas untuk membantu disabilitas yang lain sehingga dukungan tak hanya berhenti untuk diri sendiri, tetapi juga bisa membantu rekannya yang senasib,” katanya.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Buleleng Maman Wahyudi menyampaikan saat ini di Buleleng terdapat setidaknya 6.000 penyandang disabilitas yang terdiri atas disabilitas mental, fisik, dan intelektual.
Ia menambahkan dari sekian ribu penyandang disabilitas tersebut terdapat rekan-rekan yang masih dapat diberdayakan yakni mereka yang produktif dan mampu dididik ataupun dilatih.
Baca juga: PLN beri listrik gratis ke puluhan pelanggan tersebar di Bali
Baca juga: PLN beri listrik gratis ke puluhan pelanggan tersebar di Bali
Menurut dia, untuk menangani permasalahan sosial di Buleleng tak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata, namun dibutuhkan peran dari pihak ketiga seperti organisasi sosial, pengusaha, ataupun badan usaha seperti PLN.
“Peran PLN ini kita dukung. Mudah-mudahan kerja sama ini tetap berjalan, terus bersinergi dalam upaya membantu menangani permasalahan sosial,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng Ketut Cantyana menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan program ini.
Ia menitikberatkan pada pengolahan sampah plastik yang telah dilakukan oleh YKKS mendukung Peraturan Gubernur No 47 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah dengan melakukan daur ulang yang mampu menghasilkan produk-produk komersil layak jual.
“Kalau dilihat proses daur ulang ini sudah cukup bagus sekali karena memiliki nilai ekonomi yang bisa dipopulerkan,” ucapnya.