Jakarta (ANTARA) - Eramet, sebagai perusahaan pertambangan dan metalurgi asal Perancis, memperkirakan dalam 10 tahun ke depan Indonesia kemungkinan akan menguasai 70 persen produksi nikel dunia.
"Kalau kita melihat lebih jauh, saya pikir kemungkinan dalam 10 tahun ke depan Indonesia kemungkinan akan menguasai 70 persen produksi nikel dunia," ujar CEO Eramet Indonesia Jerome Baudelet dalam acara diskusi di Jakarta, Selasa.
Menurut Jerome, hal itu luar biasa dikarenakan sumber daya nikel yang melimpah di Indonesia.
Di samping itu, nikel Indonesia juga memiliki kualitas yang bagus.
Pada 2023, Indonesia sudah menguasai lebih dari separuh suplai komoditas nikel dunia, dibandingkan sebelumnya pada 2013.
Baca juga: Bahlil: Harga nikel-batu bara dan timah di dunia harus ditentukan Indonesia
Eramet sendiri bertujuan untuk menjadi salah satu pemain kunci dalam industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia. Eramet bermitra dengan Badan Geologi Kementerian ESDM dan menandatangani perjanjian kerja sama untuk memperkuat ekosistem EV di Indonesia.
Studi gabungan sedang berjalan untuk melakukan penilaian (assess) terhadap komoditas nikel dan lithium, dengan perlengkapan khusus untuk melakukan eksplorasi lithium di Grobogan, Jawa Tengah.
Eramet juga membentuk konsorsium dengan mitra Indonesia dan internasional untuk pengembangan baterai EV di Indonesia.
Eramet sebelumnya memproyeksikan permintaan nikel primer tumbuh 5 persen secara year-on-year (YoY) di tahun 2024.
Baca juga: Luhut: Negara bisa dapat royalti Rp10 triliun dari timah-nikel
Hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan dari sektor stainless steel dan baterai kendaraan listrik (electric vehicle), yang diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang.
Di samping itu, Indonesia, sebagai salah satu produsen nikel utama dunia, terus menunjukkan kemampuan untuk memperluas kapasitas produksi nikel baru dengan cepat dan efisien.
Hal ini memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global dan memberikan kontribusi signifikan terhadap dinamika pasar nikel.
Tahun depan, pasar nikel global diprediksi akan mengalami surplus yang lebih besar lagi, didorong oleh ekspansi produksi yang berkelanjutan di Indonesia.