Denpasar (Antara Bali) - Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Dr. I Gede Arya Sugiartha S.SKar., M.Hum mengatakan pihaknya bertekad menjadikan lembaga pendidikan tinggi seni itu sebagai pusat unggulan seni dan budaya.
"Hal itu mengisyaratkan sebuah komitmen yang tertuang dalam visi institut untuk menjadikan ISI Denpasar menjadi pusat unggulan seni dan budaya," katanya pada Dies Natalis XI dan Wisuda Sarjana Seni XIII di kampus setempat di Denpasar, Sabtu.
Oleh sebab itu, serangkaian kegiatan digelar mengusung tema "Meningkatkan Potensi Diri Menuju Pusat Unggulan Seni Budaya" yang mengandung makna semangat untuk berbenah, semangat untuk berkreativitas, dan semangat mengabdi guna mewujudkan ISI baru yang berkualitas dan berdaya saing.
Ia mengatakan kritik, saran, dan masukan yang ditujukan kepada ISI Denpasar belakangan ini merupakan motivasi, sekaligus kecintaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tinggi seni ini.
Hal itu juga mencerminkan ISI Denpasar kini semakin "seksi", menarik, dan menjadi tumpuan harapan masyarakat untuk dapat mencetak sarjana seni yang handal dan berkarakter Indonesia.
ISI Denpasar lahir pertama kali dengan nama Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar pada tahun 1967 atau 47 tahun silam, kemudian mendapat peningkatan status menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar pada tahun 1988, dan akhirnya menjadi ISI sejak tahun 2003.
Arya Sugiartha menjelaskan pendirian ASTI dimotori oleh Pemerintah Daerah melalui LISTIBIYA Provinsi Bali untuk melakukan "alih bakat" generasi tua kepada generasi penerus dalam kesenian dan kebudayaan.
ASTI Denpasar menjalankan konsep pendidikan vokasi yang lebih mengedepankan pembelajaran praktek (penyajian dan penciptaan). Ketika berubah menjadi STSI, konsep pembelajaran masih didominasi oleh praktek dengan melahirkan seniman setingkat sarjana (SST, SSKar, SSP).
Secara bertahap, ISI juga mengembangkan ranah akademik dengan menyeimbangkan kegiatan praktek dan teoritis. Konsepsi pembelajaran seperti itulah akhirnya menjadi ciri khas ISI Denpasar.
Hal itu bertujuan untuk mencetak sarjana yang mampu berceritera dan berteori tentang seni sekaligus mampu mencipta, menyajikan seni dengan baik.
Perjalanan ISI Denpasar sesuai Renstra 2010-2014, dewasa ini telah berada pada tahun penghujung. Berdasarkan hasil evaluasi diri dengan mencermati kondisi riil ISI Denpasar selama sebelas tahun terakhir (2003-2014) menunjukkan hal yang cukup menggembirakan.
Rektor Arya Sugiarta pada kesempatan itu mewisuda 171 sarjana, sedangkan orasi ilmiah disampaikan oleh Prof Dr I Wayan Dibia berjudul "Aktivasi Taksu Dalam Pendidikan Seni di Perguruan Tinggi". (WDY)
Rektor Bertekad Jadikan ISI Pusat Unggulan Seni
Sabtu, 26 Juli 2014 12:32 WIB