Denpasar (Antara Bali) - Kota Singaraja sebagai Ibu Kota Kabupaten Buleleng, Bali, mengalami deflasi sebesar 0,61 persen pada bulan Juni 2014 dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 116,35 persen.
"Tingkat inflasi tahun kelender Juni 2014 sebesar 2,30 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun yakni Juni 2014 terhadap Juni 2013 sebesar 9,56 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Selasa.
Ia memperkirakan deflasi terjadi karena adanya kecenderungan penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 3,01 persen dan kelompok sandang 0,13 persen.
Sedangkan peningkatan indeks terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,90 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,34 persen.
Selain itu kelompok kesehatan 0,27 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,13 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tiak mengalami perubahan indeks.
Panusunan Siregar menambahkan bahwa komoditas yang mengalami penurunan harga tertinggi selama bulan Juni 2014 antara lain cabai rawit, daging ayam ras, pisang, cabai merah, tongkol pindang, beras, dan apel.
Dari 82 kota yang menjadi sasaran servei enam kota di antaranya mengalami deflasi dan 76 kota lainnya mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Ternate 1,29 persen dan terendah di Tual 0,06 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Maumere 0,72 persen dan terendah di Pematang Siantar 0,09 persen.
"Jika diurut dari inflasi tertinggi, maka Kota Singaraja menempati urutan kedua dari enam kota yang mengalami deflasi di Indonesia," ujar Panusunan Siregar. (WDY)