Denpasar (Antara Bali) - Kota Singaraja, Bali utara mengalami deflasi sebesar 0,18 persen pada bulan Juni 2015, dengan indeks harga konsumen (IHK) 126,49 berkat mulai stabilnya harga bahan kebutuhan pokok dan LPG.
"Dengan demikian tingkat inflasi tahun kelender Juni 2015 terhadap Juni 2014 sebesar 0,81 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2015 terhadap Juni 2014) sebesar 8,72 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, penurunan harga ditunjukkan dengan berkurangnya indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,05 persen serta kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar 0,02 persen.
Selain itu meningkatnya indeks pada kelompok sandang sebesar 1,64 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,15 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,06 persen.
Demikian pula kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga meningkat 0,04 persen serta kelompok kesehatan tidak mengalami perubahan indeks.
Panasunan Siregar menjelaskan, komoditas yang mengalami penurunan harga selama bulan Juni 2015 antara lain cabai rawit, bawang merah, tomat sayur, cabai merah dan bahan bakar rumah tangga.
Sementara komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain apel, gula pasir, sawi hijau, kangkung dan semen.
Panasunan Siregar menambahkan, dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei, 76 kota di antaranya mengalami inflasi dan enam kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi Sorong 1,90 persen dan terendah di Palu 0,03 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,80 persen dan terendah di Pangkal Pinang 0,14 persen.
Jika diurut dari kota yang mengalami deflasi tertinggi, maka Kota Singaraja menempati urutan kelima dari enam kota di Indonesia yang mengalami deflasi, ujar Panasunan Siregar. (WDY)