Denpasar (Antara Bali) - Dua dari tiga kota di Indonesia yang mengalami deflasi pada bulan Juni 2017 terdapat di Bali yakni Kota Denpasar 0,01 persen (terendah) dan Kota Singaraja, ibu kota Kabupaten Buleleng 0,64 persen (tertinggi).
"Deflasi terjadi di Kota Denpasar maupun Kota Singaraja setelah melaksanakan bulan puasa dan Idul Fitri baru pertama kali terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, deflasi di dua kota itu berkat terjadinya senergi dan keterpaduan di antara pemangku kepentingan dalam menjaga kestabilan bidang ekonomi, sehingga tidak terjadi lonjokan harga.
"Prestasi yang sangat menggembirakan itu patut mendapat apresiasi sehingga kestabilan bidang ekonomi tetap dapat dipertahankan di masa-masa yang akan datang," ujar Adi Nugroho.
Ia menjelaskan, inflasi Kota Denpasar 0,01 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 125,57, tingkat inflasi tahun kelender 2,01 persen serta inflasi tahun ke tahun (Y0Y) sebesar 4,05 persen.
Deflasi yang terjadi itu berkat menurunnya harga yang ditunjukkan oleh berkurangnya indeks pada kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar 1,23 persen.
Sedangkan kelompok yang mengalami peningkatan indeks tercatat enam kelompok pengeluaran yang meliputi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau serta kelompok sandang masing-masing 0,56 persen.
Adi Nugroho menambahkan, demikian puka kelompok kesehatan mengalami peningkatan indeks 0,27 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar sebesar 0,26 persen.
Selain itu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,13 persen serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,12 persen.
Adi Nugroho menjelaskan, dari deflasi tersebut komponen inti (core) mengalami inflasi sebesar 0,18 persen, dengan andil inflasi 0,11 persen, komponen harga diatur pemerintah (administrative) inflasi sebesar 0,62 persen dengan andil inflasi 0,12 persen.
Sedangkan komponen bergejolak (volatile) mengalami deflasi 1,34 persen dengan andil deflasi sebesar 0,24 persen.
Adi Nugroho menambahkan, komoditas yang memberikan andil atau sumbangan deflasi pada bulan Juni 2017 antara lain bawang putih, cabai rawit, sawi hijau, daging ayam ras, cabai merah, nangka muda dan telur ayam ras.
Komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Juni 2017 antara lain tarif listrik, rokok putih, nasi dengan lauk, tarif pulsa ponsel, tarif angkutan kota, jeruk dan bawang merah.
Dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei tercatat 79 kota mengalami inflasi dan tiga kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 4,48 persen dan inflasi terendah di Merauke 0,12 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Singaraja 0,64 persen dan terendah di Kota Denpasar 0,01 persen. Jika diurutkan dari deflasi tertinggi, maka Denpasar menempati urutan ke tiga dari tiga kota di Indonesia yang mengalami deflasi, ujar Adi Nugroho. (WDY)