Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyebut inflasi nasional mencapai 0,16 persen secara bulanan pada Februari 2023 atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 113,98 pada Januari 2023 menjadi 114,16.
“Jika dilihat secara bulan ke bulan, inflasi pada Februari 2023 lebih rendah dibandingkan pada Januari 2023 yang sebesar 0,34 persen,” kata Pudji dalam konferensi pers yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi bulanan terbesar di Februari 2023 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,16 persen.
Selain itu terdapat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, dengan deflasi terdalam berada pada kelompok transportasi yakni sebesar 0,22 persen.
“Komoditas penyumbang inflasi secara month to month terbesar di antaranya beras, rokok kretek filter, bawang merah, cabai merah, dan rokok putih. Sementara komoditas pendorong deflasi secara month to month terbesar untuk kelompok transportasi adalah tarif angkatan udara,” ucapnya.
Pudji menyampaikan dari 90 kota IHK terdapat 63 kota yang mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi.
Berdasarkan komponen, inflasi pada Februari 2023 didorong oleh komponen inti yang mengalami inflasi bulanan sebesar 0,13 persen atau lebih rendah dari Januari 2023 yang sebesar 0,33 persen.
Komponen inti memberi andil terhadap inflasi Februari 2023 sebesar 0,08 persen.
“Tekanan inflasi komponen inti lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan dengan komoditas yang dominan memberi andi inflasi komponen inti adalah sewa rumah dan upah asisten rumah tangga,” katanya.
Selanjutnya komponen harga diatur pemerintah juga mengalami inflasi bulanan 0,14 persen atau lebih tinggi dari Januari 2023 yang mengalami deflasi 0,55 persen.
Komponen harga diatur pemerintah memberi andil 0,03 persen terhadap inflasi Februari 023.
“Tekanan inflasi komponen harga diatur pemerintah lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Komoditas rokok kretek filter dan rokok putih menjadi dominan memberi andil inflasi komponen ini sebagai dampak lanjutan kenaikan cukai rokok,” terangnya.
Sementara itu, komponen harga bergejolak mengalami inflasi 0,28 persen atau lebih rendah dibandingkan Januari 2023 yang 1,40 persen. Komponen ini memberi andil 0,05 persen terhadap inflasi Februari 2023.
“Komponen harga bergejolak mengalami inflasi tapi lebih rendah dari bulan sebelumnya. Komoditas yang memberi andil adalah beras, bawang merah, cabai merah, bawang putih, dan kentang,” ucapnya.
Baca juga: BPS Bali diminta buat materi sensus pertanian sesuai kebutuhan daerah