Denpasar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat inflasi di Provinsi Bali sepanjang Maret 2025 secara bulan ke bulan sebesar 1,61 persen.
Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan di Denpasar, Selasa, mengatakan ada dampak hari raya sehingga Maret kemarin menjadi inflasi pertama Bali sepanjang 2025.
Bahkan, dibanding nasional inflasi Bali lebih dalam, mengingat ada dua hari raya besar yaitu Nyepi dan Idul Fitri.
“Untuk Maret 2025 Bali mencatatkan angka inflasi sebesar 1,61 persen dan dengan kata lain secara umum harga-harga di Bali mengalami peningkatan sebesar 1,61 persen, sementara secara tahunan inflasi 1,89 persen,” kata dia.
“Kalau bicara kenaikan harga pasti kan hari raya ada peningkatan permintaan dan itu bisa mempengaruhi ketersediaan barang, jadi semakin tinggi permintaan biasanya pasti berpengaruh terhadap pergerakan harga,” sambung Agus Gede.
BPS Bali melihat komoditas utama penyumbang inflasi Maret 2025 adalah tarif listrik yang sebesar 1,19 persen, disusul cabai rawit 0,28 persen, bawang merah 0,09 persen, beras 0,05 persen, air kemasan 0,03 persen, sigaret putih mesin 0,02 persen, angkutan antarkota 0,02 persen, dan emas perhiasan 0,01 persen.
Sesuai dengan kondisi hari raya, Agus Gede menyebut kelompok makanan dominan mengalami kenaikan disusul transportasi dan kebutuhan terkait hari raya.
Sementara untuk tarif listrik, BPS Bali mengingatkan bahwa bulan-bulan sebelumnya PLN memberikan diskon tarif untuk konsumen pasca bayar.
Ada pemberian diskon tarif listrik 50 persen kepada pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA selama dua
bulan yaitu Januari dan Februari 2025, sehingga ada pergerakan pada tarif di bulan Maret ketika diskonnya berakhir.
“Kemarin diskonnya itu besar sampai dengan 50 persen tentu dia akan memberi pengaruh yang besar pada pergerakan harga, baik itu kenaikan maupun penurunannya, ketika dia mengalami diskon, dia akan turun, kemudian pasca-diskon, dia harga normal, kan pasti akan terlihat naik,” ujar Agus Gede.
Meski mulai mengalami inflasi, Kepala BPS Bali melihat angka ini masih relatif terjaga dan mewajarkan hari raya.
Di daerah yang menjadi cakupan IHK sendiri Agus Gede menemukan secara bulan ke bulan inflasi tertinggi tercatat di Singaraja sebesar 1,71 persen sedangkan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Badung sebesar 1,45 persen.