Jakarta (Antara Bali) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran
terbuka pada Februari 2014 sebesar 5,7 persen (7,15 juta jiwa) atau
turun tipis dibandingkan dengan tingkat pengangguran Februari tahun 2013
yang sebesar 5,82 persen (7,2 juta jiwa).
"Tentunya kita tidak puas dengan capaian penurunan pengangguran yang
tipis. Target penciptaan lapangan kerja tidak tercapai salah satunya
karena pertumbuhan ekonomi Indonesia agak melemah akibat pengaruh
ekonomi global," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin
Iskandar di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi
yang terjadi selama ini juga belum dapat secara signifikan menyerap
tenaga kerja baru padahal semestinya setiap satu persen pertumbuhan
ekonomi mampu menyerap 500 ribu tenaga kerja baru.
Salah satu solusi untuk mengurangi angka pengangguran, menurut dia, adalah mendorong hubungan industrial yang kondusif.
"Dengan hubungan industrial yang baik, maka produktivitas kerja akan
meningkat dan diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja dan keuntungan
perusahaan sehingga mampu membuka lowongan kerja baru," katanya.
Langkah lainnya, lanjut dia, adalah meningkatkan keterampilan dan
kompetensi kerja sesuai dengan pasar kerja karena kualitas ketrampilan
dan kompetensi kerja yang rendah membuat calon tenaga kerja sulit
menembus pasar kerja dan industri.
"Selama ini lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan, terutama
swasta, belum mampu menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja,
sehingga banyak lowongan pekerjaan yang tidak terisi akibat tidak
adanya link and match," kata Muhaimin.
Ia mengatakan, pemerintah akan terus berusaha mengurangi
pengangguran dan kemiskinan dengan melibatkan kementerian lain,
pemerintah daerah, pengusaha, pekerja serta semua lapisan mayarakat.
"Pemerintah terus berupaya untuk membuka lapangan pekerjaan baru
baik di bidang formal maupun informal. Salah satu upaya adalah
melaksanakan Gerakan Penanggulangan Pengangguran yang diselenggarakan
di seluruh Indonesia," kata Muhaimin.
Aksi GPP di antaranya meliputi kegiatan padat karya infrastruktur
dan produktif, pemberdayaan masyarakat mandiri, penerapan teknologi
tepat guna, kewirausahaan, pendampingan, bursa kerja, serta subsidi
program pelatihan keterampilan. Aksi itu sudah dilakukan di berbagai
daerah.
"Pemerintah memprioritaskan kegiatan- kegiatan pemberdayaan
masyarakat untuk menciptakan kesempatan kerja, menanggulangi
pengangguran dan kemiskinan serta penciptaan lapangan kerja yang lebih
luas," kata Muhaimin.
Upaya penurunan angka pengangguran juga dilakukan dengan memperbanyak kesempatan kerja melalui wirausaha.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mendorong mendorong
pertumbuhan wirausaha dan setiap tahun menargetkan untuk menciptakan
10.000 wirausaha baru di 33 Propinsi melalui bantuan pelatihan dan
pembinaan.(WDY)
Tingkat Pengangguran Turun Tipis jadi 5,7 Persen
Selasa, 6 Mei 2014 11:42 WIB