Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan jajarannya untuk tidak mempercayai 100 persen berbagai data keberhasilan pembangunan yang tersaji dalam data statistik, karena jauh lebih penting kondisi objektif di lapangan.
"Jadi semestinya tidak hanya bagus secara statistik, namun juga harus bagus berdasarkan kondisi nyata di masyarakat. Tidak boleh 100 persen percaya pada data statistik karena sangat tergantung pada proses surveinya," katanya saat memberikan arahan pada rapat koordinasi tim evaluasi program kemiskinan terpadu dengan seluruh pejabat eselon II, III, dan IV Pemprov Bali, di Denpasar, Rabu.
Ia mencontohkan, angka pengangguran di Bali berdasarkan data statistik terakhir tinggal 1,37 persen atau terbaik di Indonesia. Namun jangan berhenti dan cukup puas dengan angka statistik tersebut, karena jika benar, tentu akan berkorelasi positif terhadap pengurangan kemiskinan di Bali.
"Dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi, saya menyadari implementasi berbagai program pembangunan di Bali belumlah menunjukkan hasil maksimal. Implementasi yang bagus di atas meja, belum tentu benar kenyataannya di masyarakat," ujarnya.
Oleh karena itu, sebagai salah satu upaya mengevaluasi pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan dibandingkan dengan keberhasilan berdasarkan data statistik, Pastika sudah menginstruksikan pembentukan tim evaluasi pelaksanaan program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara dan mereka sudah harus menyampaikan hasil evaluasi dalam dua bulan ke depan.
Tim tersebut terdiri atas semua pejabat eselon III dan IV Pemprov Bali yang akan mengevaluasi pelaksanaan Gerbangsadu pada 177 desa penerima program di berbagai kabupaten di Pulau Dewata.
"Mereka tugasnya mengevaluasi, membantu masyarakat di situ, membuat peta yang jelas dan realistis tentang permasalahan serta memberikan saran/rekomendasi untuk perbaikan program ke depanya. Ambillah contoh untuk suatu daerah penerima dana Gerbangsadu sebesar Rp1,02 miliar, untuk daerah yang luas dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, tentu dana tersebut perlu ditambahkan," ucapnya.
Pastika meminta para pejabat yang masuk dalam tim tersebut agar menggunakan hari libur atau Sabtu dan Minggu untuk melaksakan tugas evaluasi ke desa-desa penerima program Gerbangsadu sehingga tidak sampai mengganggu tugas kedinasan sehari-hari.
"Prinsipnya kami ingin persoalan kemiskinan bisa segera diatasi dan diketahui peran kabupaten seperti apa dan program apa yang paling manjur bagi masyarakat yang bisa dimintakan dananya dari pusat, namun tidak bisa dipenuhi dari APBD provinsi maupun kabupaten/kota," ujarnya. (WDY)