Bangli (Antara Bali) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil mengaku tertarik dengan program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara dari Pemprov Bali dan berencana menerapkan di tingkat nasional.
"Ini sangat bagus, oleh karena itu Gerbangsadu ini sangat layak untuk dicoba di tingkat nasional dan kami sedang merancang tersebut di APBN 2017," kata Sofyan saat berkunjung ke Desa Pengotan, Kabupaten Bangli, Minggu.
Menurut dia, program Gerbangsadu merupakan ide yang sangat bagus dalam upaya menyejahterakan masyarakat desa, terlebih program ini juga memadukan seluruh program yang dijalankan masing-masing pemangku kepentingan di pemerintahan sehingga menjadi lebih bermanfaat dan tepat sasaran.
Ia menambahkan, program seperti Grerbangsadu tersebut nantinya di tingkat nasional akan berlandaskan prinsip tematik, holistik dan integrasi. "Sehingga nanti itu pembangunan di Indonesia menjadi terpadu dan ini merupakan kunci keberhasilan baik dalam pembangunan nasional, daerah maupun desa," katanya.
Program Gerbangsadu ia akan promosikan agar dapat dijadikan sebagai pendekatan dalam pembangunan desa dan juga dalam pemanfaatan dana desa serta saat Musrenbang nanti.
Untuk itu Gubernur Bali Made Mangku Pastika akan diberikan kesempatan menceritakan dan memaparkan pengalamannya dalam mengelola program yang merupakan salah satu unggulan Pemprov Bali itu.
"Dengan model seperti ini saya yakin pembangunan desa di Indonesia akan semakin efektif dan program membangun dari desa akan mudah tercapai," ujar Sofyan.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menjelaskan program Gerbangsadu Mandara merupakan sebuah program bagi desa dengan angka kemiskinan di atas 25 persen dengan mengucurkan bantuan dana sebesar Rp1,02 miliar.
Yang penggunaannya Rp200 juta untuk membangun infrastruktur desa, Rp800 juta digunakan untuk penguatan ekonomi desa yang dikelola langsung oleh Badan Usaha Milik Desa melalui simpan pinjam, penguatan modal dan lain sebagainya.
"Sejak saya dilantik, inilah yang saya pikirkan kenapa semua bantuan ke desa kok tidak bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, setelah tahun 2012 baru kita temukan polanya untuk memadukan seluruh program ke desa tersebut melalui Gerbangsadu itu," katanya.
Menurut Pastika hal inilah yang nantinya diharapkan untuk mampu mengentaskan kemiskinan yang ada di desa khususnya bagi kelompok KK miskin.
Selain program Gerbangsadu, pengentasan kemiskinan di Bali juga menyasar ke sektor pertanian dan peternakan. "Di bidang pertanian kita ada yang namanya Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi), sistem pertanian ini memanfaatkan sapi bali, dari sapi tersebut nanti kotorannya kita jadikan pupuk organick dan bio gas, untuk urinenya kita jadikan bio urine," ujar Pastika.
Pastika juga menjelaskan bahwa Simantri tersebut juga merupakan salah satu langkah nyata dalam melestarikan sapi Bali. "Saat ini kami telah memiliki 520 Simantri, masing-masing Simantri ada 21 sapi Bali, jadi kita sudah melestarikan 10.000 sapi Bali saat ini," katanya. (WDY)